Tak Mau Berdamai dengan Rusia, Terkuak Ambisi Volodymyr Zelenskyy Ingin Jadi Pemimpin Militer

Nusantaratv.com - 31 Mei 2022

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (Reuters)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy. (Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy tidak menginginkan perdamaian dengan Rusia. Hal itu diungkapkan pembaca Spiegel

Reaksi ini mengikuti berita jika Kanselir Jerman, Olaf Scholz yang meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk memulai negosiasi dengan rekannya dari Ukraina.

"Zelenskyy tidak menginginkan perdamaian, dia ingin menjadi pemimpin militer yang penting dengan mengorbankan masyarakat dunia," kata pembaca Spiegel, dikutip dari Pikiran-Rakyat, Selasa (31/5/2022).

"Putin sudah berupaya mengusulkan negosiasi tentang pasokan gandum," ucap salah satu pengguna situs berbagi pendapatnya.

"Masalahnya, Ukraina tidak mau berbicara dengan Rusia. Oleh karena itu, topik ini perlu dibahas dalam negosiasi dengan Zelenskyy," tulis salah satu komentator.

"Zelenskyy tidak menginginkan gencatan senjata atau negosiasi. Dia lebih memilih lebih banyak senjata, dan Biden sudah membuka putaran eskalasi berikutnya," cetus Juergen4711HH.

"Zelenskyy telah menjelaskan bahwa dia lebih suka mati kelaparan seribu orang daripada mengalah satu milimeter! Dia hanya membutuhkan senjata Barat untuk melanjutkan konflik," imbuhnya.

Sementara itu, surat kabar Prancis Le Figaro marah dengan perilaku Zelenskyy, yang secara rutin mengkritik Barat atas kecepatan pasokan senjata.

"Semua negara Barat harus segera berhenti memasok senjata ke Ukraina. Karena kurangnya sarana militer, para pemimpin Ukraina akan dipaksa untuk menyerah dan bernegosiasi dengan Rusia, yang jelas merupakan solusi terbaik untuk semua orang," demikian diungakapkan salah satu pengguna situs publikasi tersebut.

"Zelensky membiarkan dirinya memarahi Barat. Dia seperti menggigit tangan yang memberinya makan, dan berani menolak untuk mematuhi perjanjian Minsk," imbuh salah satu komentator.

"Terima kasih kepada Jerman karena tidak memperparah konflik ini, yang pada akhirnya tidak akan membuat kami khawatir, tetapi yang pasti akan merusak ekonomi kami," ujar Benoit Dubois.

"Semua orang melakukan yang terbaik untuk Ukraina. Sepertinya telethon. Ini tank, ada pertahanan udara, dll. Pada saat yang sama, pejabat Eropa yang hanya memikirkan sanksi terhadap rakyatnya sendiri tidak punya waktu untuk mengusulkan perdamaian. solusi konflik," tegas warga Prancis lainnya.

Di sisi lain, pemimpin Jerman dan Prancis mendesak Putin untuk segera menggelar 'negosiasi langsung serta serius' dengan Zelenskyy. Desakan itu disampaikan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron ketika mengadakan pembicaraan langsung dengan Putin via sambungan telepon, seperti dilaporkan BBC, Senin (30/5/2022).

Kantor Kanselir Jerman dalam pernyataannya menyebut Scholz dan Macron dalam percakapan telepon itu mendesak Putin untuk melakukan 'negosiasi serius langsung dengan Presiden Ukraina dan mencari solusi diplomatik untuk konflik'.

Disebutkan juga jika Scholz dan Macron 'mendesak gencatan senjata segera dan penarikan tentara Rusia' dari Ukraina. Menurut Kremlin, Moskow terbuka untuk melanjutkan dialog dengan Kiev. Namun tidak disebutkan lebih lanjut soal kemungkinan pembicaraan langsung antara Putin dan Zelenskyy.

Zelenskyy sebelumnya menyatakan dirinya bukannya tidak 'bersemangat' untuk bertemu Putin, namun menyebut bila pembicaraan langsung kemungkinan besar diperlukan untuk mengakhiri konflik.

Delegasi Rusia dan Ukraina diketahui telah menggelar beberapa putaran pembicaraan baik jarak jauh maupun secara langsung, sejak Moskow melancarkan invasi pada 24 Februari lalu, namun upaya itu terhenti beberapa waktu terakhir.

Prancis dan Jerman juga mendesak Putin untuk membebaskan 2.500 pejuang Ukraina yang ditangkap sebagai tawanan perang di pabrik baja Azovstal di Mariupol.
 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])