Ethiopia Dituding Angkut Senjata Pakai Pesawat Komersial

Nusantaratv.com - 06 Oktober 2021

Ilustrasi maskapai Ethiopia. (Net)
Ilustrasi maskapai Ethiopia. (Net)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Pemerintah Ethiopia disebut memakai pesawat komersial untuk mengangkut senjata di wilayah Tigray. Laporan investigasi CNN mendapatkan berbagai barang bukti terkait praktik ini. Antara lain dokumen kargo, laporan saksi mata, dan bukti foto. Kabarnya, senjata diangkut dari Bandara Internasional Addis Ababa dan bandara kota Asmara dan Massawa, Eritrea, menggunakan pesawat Ethiopian Airlines pada November 2020.

Ini merupakan pertama kalinya perdagangan senjata antara bekas musuh itu didokumentasikan selama perang.

Tak hanya itu, para ahli mengatakan mengangkut senjata untuk militer dengan pesawat komersial merupakan bentuk pelanggaran penerbangan internasional.

Tak hanya itu, mereka juga menyampaikan, "sepengetahuan dan catatan terbaiknya, pihaknya tidak mengangkut persenjataan perang apa pun di rute mana pun dengan salah satu pesawatnya."

Menanggapi penyelidikan terbaru CNN, perwakilan maskapai menyatakan, "secara ketat mematuhi semua peraturan terkait penerbangan Nasional, regional, dan Internasional."

Sampai saat ini, Pemerintah Ethiopia dan Eritrea tidak memberikan komentar.

Dokumen yang diperoleh CNN menunjukkan penerbangan pengangkutan senjata antara Ethiopia dan Eritrea dimulai setidaknya beberapa hari setelah dimulainya konflik Tigray.

Ethiopian Airlines menagih puluhan ribu dolar kepada kementerian pertahanan Ethiopia terkait pengiriman barang militer ke Eritrea setidaknya enam kali, terhitung dari 9 November hingga 28 November.

Informasi ini dimuat dalam dokumen yang dikenal sebagai air waybill, yang merinci isi setiap pengiriman. Ada beberapa barang militer dan amunisi prajurit yang termasuk dalam dokumen itu.

Pada 9 November, dokumen menunjukkan penerbangan Ethiopian Airlines mengangkut senjata dan amunisi dari Addis Ababa ke Asmara, ibu kota Eritrea.

Ethiopian Airlines menagih negara Ethiopia sebesar US$166.398 untuk sekitar 2.643 buah bahan makanan kering dan amunisi, menurut sumber maskapai.

Tak hanya itu, seorang mantan karyawan menceritakan mereka pernah diinstruksikan untuk memuat senjata dan empat kendaraan militer ke pesawat kargo Ethiopian Airlines yang rencananya terbang ke Belgia, tetapi malah dikirim ke Eritrea.

Senjata dan kendaraan militer ini dikirim dari Bandara Internasional Bole Addis Ababa.

"Mobil-mobil itu adalah pick-up Toyota yang memiliki stand untuk penembak jitu," kata salah satu karyawan maskapai yang berbicara dengan syarat anonim.

"Saya mendapat telepon dari direktur pelaksana larut malam yang memberi tahu saya untuk menangani kargo. Tentara datang pada pukul 5 pagi untuk memuat dua truk besar yang penuh dengan senjata dan pick-up."

Mantan staf itu juga memperingatkan tentara bahwa kendaraan itu membawa gas jauh lebih banyak daripada yang diizinkan aturan transportasi udara internasional. Namun, peringatan mereka diabaikan setelah panggilan langsung dari seorang komandan tentara.

"Dia (komandan) mengatakan kita akan berperang dan kita membutuhkan bahan bakar untuk dimuat," kata karyawan itu.

"Kemudian saya merujuk masalah ini ke manajer saya dan manajer saya bertanggung jawab dan mengizinkan mereka memuatnya."

CNN mencocokkan kesaksian itu dengan Flightradar24 dan menemukan catatan pesawat Ethiopian Airlines yang kembali dari arah Eritrea dan terbang ke Brussel pada hari berikutnya.

Namun, CNN tidak dapat memverifikasi secara independen terkait apakah penerbangan itu adalah penerbangan yang sama yang diceritakan oleh staf tersebut.

Beberapa hari kemudian, staf tersebut mengaku mereka diskors sementara dari pekerjaannya. Namun, mereka percaya tindakan ini dilakukan karena mereka berasal dari etnis Tigray dan mengalami perselisihan dengan tentara.

Karyawan tersebut melarikan diri dari Ethiopia pada Maret. Walaupun begitu, Ethiopian Airlines mengklaim tidak ada karyawan yang diskors atau diberhentikan karena latar belakang etnis mereka.

Mengutip CFR, ketegangan yang meningkat lama antara pemerintah federal Ethiopia dan kepemimpinan wilayah Tigray utara meledak menjadi konfrontasi militer pada November.

Selama beberapa dekade, Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) adalah partai dominan dalam koalisi yang berkuasa di Ethiopia.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])