Di semifinal Kuwait kalah 4-5 (2-2) dari Arab Saudi lewat adu pinalti. Pada perebutan medali perunggu Kuwait mengalahkan Indonesia (5-0), yang dilatih Bertje Matulapelwa.
Dalam beberapa kesempatan kemudian, ada beberapa pertanyaan wartawan kepada Bertje, mengapa bisa kalah 0-5. "Pemain kelelahan," kata Om Bertje.
Kelelahan atau ketidakbugaran pemain memang menjadi salah satu faktor yang ditakuti setiap pelatih.
Adolf Kabo dan kawan-kawan waktu itu tampil spartan di Asian Games Seoul 1986. Di fase grup menang 1-0 atas Malaysia, imbang 1-1 versus Qatar dan kalah 0-2 dari Arab Saudi.
Di perempat final Ponirin Meka dkk menaklukkan Uni Emirat Arab 4-3 (2-2) lewat adu penalti. Sebelum takluk 0-4 dari tuan rumah Korsel (juara Asian Games 1986) di semifinal.
Tapi dengan tim yang sama, Bertje sukses membawa Indonesia juara SEA-Games Jakarta 1987 untuk kali pertama.
Lalu apa kelebihan Kuwait di era emasnya itu? Karakter permainan ala Brasil yang ditanamkan Carlos Alberto Parreira selama lima tahun (1978-1983) menjadi sumber utama kekuatan Kuwait. Setelah era itu Kuwait terus meredup.