Ketiga, penghapusan pungutan ekspor perlu dilanjut hingga oktober 2022, dan sebaiknya Bea Keluar (BK) yang berlaku sekarang juga mendapat potongan 25 % untuk menaikan harga TBS sawit sesegra mungkin.
“Kami dari GIMNI pola “crash-program" inilah yang baiknya dijalankan,” pungkas Sahat.
Selanjutnya, menurunkan harga eceran minyak curah di level Rp. 12.000 per liter dibawah HET. Diungkapnya bahwa harga CPO dipasar lokal saat ini sudah turun, namun pedagnag eceran migor curah masih mencoba mencari keuntungan yang besar. Oleh karenanya kata Sahat, hal ini perlu pengawasan yang ketat di lapangan.