Nusantaratv.com - Telegram kerap menjadi tempat para teroris berdiskusi sebelum melancarkan aksinya.
Teknologi keamanan yang ada di aplikasi buatan Pavel Durov ini begitu disenangi para teroris. Mereka gemar sembunyi-sembunyi di layanan berkirim pesan instan multiplatform berbasis cloud yang bersifat gratis tersebut.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, saat ini tidak ada rencana untuk memblokir Telegram di Rusia. Namun, dia menekankan, Pavel Durov harus lebih melihat fakta. Sebab, sudah bukan rahasia umum jika jejaring sosial ini menjadi tempat favorit para teroris berkumpul.
"Tidak, saat ini tidak ada rencana seperti itu (blokir Telegram)," kata Peskov kepada saluran Shot Telegram ketika ditanya apakah Rusia berencana memblokir Telegram, seperti dilansir dari kantor berita Rusia, TASS, Kamis (28/3/2024).
"Tetapi, tentu saja, kami mengharapkan Pavel Durov untuk lebih memperhatikan fakta jika sumber daya unik dan fenomenal ini (Telegram), yang telah matang di hadapan generasi kita, semakin menjadi alat di tangan para teroris dan digunakan untuk tujuan teroris," tukas Peskov.
Diketahui, terjadi insiden serangan terorisme di Balai Kota Crocus Moskow pada Jumat, 23 Maret 2024. Otoritas Rusia mengatakan jumlah korban tewas dari serangan di sebuah gedung konser di Moskow yang diklaim dilakukan oleh kelompok ekstremis Islam, meningkat pada Rabu (27/3/2024) menjadi 143 orang.
Serangan itu diklaim merupakan yang paling mematikan sampai saat ini, dilakukan oleh ISIS di daratan Eropa dan yang terburuk di Rusia dalam dua dekade.