Nusantaratv.com - Tragedi Kanjuruhan di awal bulan Oktober lalu yang berlangsung duka ternyata mengundang suatu makna yang baik dalam menyatukan rivalitas yang selama ini terjadi dalam lapangan.
Momentum doa bersama digelar oleh para suporter sepak bola di Indonesia, salah satunya yang menarik perhatian adalah dataran Bumi Mataram di pulau Jawa.
Suporter dari PSIM, Persis Solo, dan PSS Sleman menyatu untuk ikut mengirimkan doa bagi korban Tragedi Kanjuruhan. Ribuan orang di Mandala Krida tersebut menanggalkan permusuhan dan mengikrarkan perdamaian demi mendoakan ratusan orang yang menjadi korban di Stadion Kanjuruhan.
Rivalitas antar suporter menjadi hal wajar yang terjadi dalam persaingan kulit bundar. Selama ini yang terkenal adalah rivalitas antar suporter ketika tim besar melakoni pertandingan untuk menciptakan sejarah hasil pertemuan.
Seperti Persija Jakarta yang berjumpa Persib Bandung. Para suporter kedua tim besar ini saling bersaing demi menjaga nama klubnya.
Begitu juga persaingan yang terjadi antara Persebaya Surabaya dengan Arema FC yang menjadi ikonik persaingan antar suporter di daratan Jawa Timur.
Rivalitas adalah hal wajar jika ditanggapi dengan bijaksana dan bukan berujung pada anarkisme atau pun kriminalitas.