Korsel, setelah lolos dari Asia, juga tampil di Piala Dunia U-17 tahun 2009 di Nigeria. Di sana, dia mencetak tiga gol. Setahun kemudian, dia mulai mengawali petualangan di Eropa. Diawali dari Hamburg SV, Bayer Leverkusen, dan kini sudah 12 tahun di Tottenham Hotspur.
Timnas U-16 Indonesia yang kala itu ditangani Mundari Karya, juga melahirkan pemain-pemain yang bisa menembus tim nasional. Tapi, tak satupun yang menonjol. Apalagi seperti Son Heung-min.
Dari era itu, misalnya, ada Rizky Pellu, Manahati Lestusen, Abduh Lestaluhu, yang sempat berkostum tim nasional. Atau, Hendra Adi Bayaw atau Imam Baihaqi yang sempat bersinar bersama klub Liga 1.
Adakah pasukan Bima Sakti akan mampu melampaui pencapaian Mundari Karya di tim nasional U-17 dalam hal menelorkan pemain bintang? Waktu yang akan menjawabnya. Yang jelas, pemain-pemain muda berbakat besar bermunculan. Sudah terbukti di Piala AFF U-16 lalu.
Muhammad Iqbal Gwijangge, misalnya, terpilih sebagai pemain terbaik. Nabil Asyura dan Kafiatur Rizky jadi mesin gol yang ampuh. Atau, Arkhan Kaka kian menunjukkan kematangannya.
Hanya saja memang, seperti yang diakui Pelatih Bima Sakti, kualifikasi Piala Asia U-17 tidaklah sama seperti Piala AFF U-16. Dari corak permainan jelas berbeda karena ada Uni Emirat Arab, Palestina, dan Guam. Lalu, duel lawan Malaysia selalu menjadi pertarungan yang ramai bagi Indonesia.
Ada kemungkinan, dua lawan dari Timur Tengah, Uni Emirat Arab akan jadi lawan yang akan menyulitkan pasukan Bima Sakti. Kedua tim, terutama Uni Emirat Arab, memiliki keunggulan pada skill individu dan postur pemain yang tinggi.