Rima Melati Berpulang, Ini Jejak Karirnya

Nusantaratv.com - 23 Juni 2022

Rima Melati meninggal dunia pada Kamis (23/6/2022), di RSPAD Jakarta. (Istimewa)
Rima Melati meninggal dunia pada Kamis (23/6/2022), di RSPAD Jakarta. (Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Dunia perfilman Tanah Air berduka. Aktris senior Rima Melati meninggal dunia pada Kamis (23/6/2022), di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Jakarta.

Kabar duka dari artis kelahiran Tondano, Sulawesi Utara (Sulut), 22 Agustus 1939 itu, diumumkan langsung Marisa Tumbuan, yang merupakan menantu Rima Melati.

"Telah berpulang dengan tenang ke pangkuan Tuhan Yang Maha Esa, Ibu RIMA MELATI, ibunda/mertua terkasih dari Aditya Bimasakti dan Marisa Tumbuan, pada hari ini Kamis 23 Juni 2022 pada pukul 15.14 WIB di RSPAD Jakarta Pusat," demikian isi pesan dari Marisa Tumbuan. 

Pemilik nama asli Marjolien Tambajong itu meninggal dunia pada usia 84 tahun. Dalam karirnya, seperti dikutip wikipedia, Rima Melati sempat menjadi personel grup penyanyi wanita terkemuka pada 1960-an, Baby Dolls, yang beranggotakan Rima Melati, Baby Huwae, Gaby Mambo, dan Indriati Iskak.

Dia memulai akting sebagai pemeran utama dalam film 'Kasih Tak Sampai' pada 1961. Selama dua tahun berikutnya dia berakting dalam sepuluh film, termasuk Djantung Hati (1961), Violetta (1962), dan Kartika Aju (1963).[9] Dia juga tampil beberapa kali di stasiun televisi TVRI.

Setelah menyelesaikan perannya dalam film 'Kunanti Jawabmu (1963)', Rima Melati mengambil cuti dari dunia akting. Istri mendiang Frans Tumbuan itu kembali ke layar perak pada 1969, setelah menikah dengan Ir. Herwindo, dengan perannya dalam film Wim Umboh berjudul 'Laki-Laki Tak Bernama'.

Selama dua puluh tahun berikutnya dia muncul di lebih dari tujuh puluh film, termasuk debut sutradara Teguh Karya 'Wadjah Seorang Laki-Laki (1971)', debut sutradara Sjumandjaja 'Lewat Tengah Malam (1971)', dan film kolaborasi Indonesia–Belanda 'Max Havelaar (1975)'.

Rima Melati menerima penghargaan Piala Citra pada Festival Film Indonesia 1973 dalam kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam film 'Intan Berduri' bersama Benyamin Sueb yang memperoleh penghargaan sebagai Pemeran Utama Pria Terbaik dalam film yang sama.

Rima Melati juga pernah juga dinominasikan untuk penghargaan Pemeran Pembantu Wanita terbaik dalam film 'Kupu-Kupu Putih (1984)', 'Tinggal Landas buat Kekasih (1985)', 'Pondok Cinta, (1986)', 'Biarkan Bulan Itu (1987)' dan 'Arini II (Biarkan Kereta Itu Lewat) (1989)'. 

Selain itu, Pada ajang Festival Film Asia Pasifik ke-50, Rima Melati meraih penghargaan Best Supporting Actress dalam film 'Ungu Violet'. Pada 1989, tak lama setelah syuting 'Sesaat dalam Pelukan', Rima Melati didiagnosis dengan kanker payudara Stadium 3B. Dia menjalani perawatan selama satu setengah tahun, bepergian ke Belanda karena ahli bedah Indonesia tidak dapat melakukan mastektomi parsial.

Dia tidak kembali bermain film sampai tahun 1994, ketika dia muncul di Sesal. Disutradarai oleh rekannya Sophan Sophiaan, film ini dibintangi Sophiaan sebagai sastrawan yang tak mampu mendampingi istrinya yang diperankan oleh Widyawati, menjelang ajalnya. Pada 1997 Rima Melati menyutradarai serial televisinya 'Api Cinta Antonio Blanco (1997)', berdasarkan kisah hidup Antonio Blanco, seorang pelukis Spanyol-Amerika yang menetap di Bali.

Rima Melati telah membuat beberapa film setelah pergantian milenium, termasuk 'Banyu Biru (2004)' dan 'Ungu Violet (2005)'. Hingga 2016, film fitur terbarunya adalah 'Ayah, Mengapa Aku Berbeda? (2011)'. Dalam sebuah wawancara tahun 2012, dia menyatakan jika dirinya tidak berniat kembali ke film atau televisi. Dia terus berlanjut sebagai perancang busana, dan telah mengkampanyekan kesadaran kanker payudara melalui Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])