Masyarakat Diminta Waspadai Ancaman Gelombang Ketiga Covid-19 di RI

Nusantaratv.com - 15 September 2021

Juru bicara Satgas Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito/ist
Juru bicara Satgas Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito/ist

Penulis: Ramses Manurung | Editor: Ramses Manurung

Jakarta, Nusantaratv.com-Berkat penerapan pembatasan kegiatan masyarakat yang ketat yang dilakukan pemerintah, Indonesia akhirnya bisa keluar dari jeratan gelombang kedua (second wave) pandemi covid-19 yang terjadi pada Juli 2021 lalu. Kini kasus covid-19 di Tanah Air semakin terkendali dan melandai. 

Namun demikian, masyarakat diminta untuk tidak lengah dan tetap menaati protokol kesehatan dengan ketat untuk mencegah terjadinya gelombang ketiga (third wave) covid-19 di Tanah Air. Pasalnya, saat ini secara global pandemi covid-19 tengah memasuki third wave atau puncak ketiga, yang kurvanya sudah mulai melandai perlahan.

Peringatan itu disampaikan Juru bicara Satgas Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito.

Dijelaskan,  ada tiga puncak Covid-19 yang terjadi pada tingkat dunia, yakni pada Januari 2021, April 2021, dan Agustus - September 2021 yang merupakan puncak ketiga. Terkait dengan puncak kasus Covid-19, terdapat tren menarik dari sejumlah negara yang berbeda dengan tren Covid-19 dunia.

"Pada negara dengan penyumbang total kasus positif terbanyak di dunia yakni Amerika Serikat (AS), saat ini juga mengalami third wave atau puncak ketiga dan kurvanya juga sudah mulai terlihat melandai," kata Prof. Wiku mengutip okezone, Rabu (15/9/2021).

Prof Wiku menyebutkan pola kenaikan kasus di AS mirip dengan pola kenaikan kasus dunia, terutama pada kasus kenaikan Januari 2021 dan September 2021. Terdapat sedikit perbedaan bahwa pada April 2021 kasus Covid-19 dunia mengalami lonjakan, namun di AS mengalami penurunan.

Sementara Malaysia dan Jepang, kedua negara ini memiliki pola kenaikan kasus yang serupa dengan dunia. Terjadi setidaknya tiga lonjakan kasus pada Januari 2021, April 2021, dan September 2021. Saat ini Jepang sudah mulai menunjukkan penurunan, namun Malaysia masih berada di puncak kasus ketiga.

Perkembangan kasus yang paling berbeda dengan negara lainnya adalah perkembangan di India. India mengalami lonjakan kasus pertama pada September 2020 di mana negara lain belum mencapai puncak kasus pertama.

"Namun, ketika negara lain mulai mengalami lonjakan kasus pertama pada Januari 2021, India malah mengalami penurunan kasus. Kasus kembali mengalami lonjakan yang sangat signifikan pada April 2021 dan menyumbangkan kasus tertinggi pada periode tersebut," tuturnya.

Saat ini tren kasus di India menunjukkan kurva datar selama 2,5 bulan berturut-turut disaat dunia dan negara lainnya mengalami kenaikan kasus.

Baca juga: Bamsoet: Mari Gotong Royong Sukseskan Vaksinasi Nasional

"Jika dilihat pola kenaikan kasus di Indonesia dibandingkan dengan dunia dan negara lainnya, maka Indonesia mengalami puncak kasus pertama dengan tingkat dunia AS, Malaysia, dan Jepang pada Januari 2021," paparnya.

Tetapi uniknya, ketika dunia dan negara lainnya mengalami puncak kedua pada April 2021, Indonesia justru masih mengalami pelandaian kasus. Dan ketika Indonesia mengalami puncak kasus kedua pada Juli 2021, justru negara lainnya dan dunia tidak mengalami kenaikan.

Pada September 2021, kasus di Indonesia terus melandai, sedangkan kasus dunia mengalami third wave atau puncak ketiga. Lonjakan kedua di Indonesia pada Juli 2021 yang tidak diikuti dengan lonjakan kasus dunia.

"Kondisi ini menujukan bahwa meski Indonesia mengalami kenaikan kasus yang signifikan, namun tidak cukup signifikan untuk berkontribusi pada kenaikan kasus dunia. Lonjakan kasus di Indonesia juga bisa cepat ditangani sehingga kurva menunjukkan pelandaian hingga saat ini di saat negara lain menunjukkan kasus ketiga," pungkasnya.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close