Jakarta, Nusantaratv.com-Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menerima laporan kerusakan dampak gempa bumi berkekuatan 6,1 magnitudo yang mengguncang wilayah Melonguane, Sulawesi Utara, Sabtu (22/1/2022).
Dilaporkan, kerusakan terjadi di salah satu desa di Pulau Kabaruan.
"Hingga saat ini sudah ada laporan dampak kerusakan di Desa Pangeran, Pulau Kabaruan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno.
Menurut analisis BMKG, gempa yang melanda Melonguane dirasakan dalam skala MMI III-IV. Artinya pada siang hari gempa dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Baca juga: Seram Bagian Timur Maluku Diguncang Gempa 5,7 Magnitudo, BMKG: Hati-hati Gempa Susulan
Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan BMKG, terjadi lima aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock dengan magnitudo terbesar 3,7 magnitudo.
BMKG mengimbau masyarakat, agar menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," imbau BMKG.
Seperti diberitakan, wilayah Melonguane, Sulut diguncang gempa berkekuatan 6,1 magnitudo, pada Sabtu (22/1/2022) sekitar pukul 09.26 WIB. Pusat gempa berada di laut 39 kilometer Tenggara Melonguane.