Nusantaratv.com - Produsen mobil asal Jepang, Honda Motor Co., menurunkan perkiraan laba dan penjualan kendaraan untuk tahun fiskal.
Hal itu dipicu kekurangan chip semikonduktor dan kenaikan biaya bahan. Honda mencatat penurunan 31 persen dalam laba fiskal kuartal kedua (Q2) 2021, menjadi 166,6 miliar yen (US$ 1,5 miliar) dari 240,9 miliar yen tahun lalu.
Penjualan kuartalan turun 7 persen menjadi 3,4 triliun yen (U$30 miliar). Honda merupakan salah satu dari banyak pabrikan global yang terkena dampak kelangkaan chip semikonduktor akibat gangguan terkait pandemi Covid-19.
Sementara itu, Seiji Kuraish, Wakil Presiden Eksekutif Honda, meminta maaf atas masalah tersebut. "Kami merasa sangat menyesal tentang semua orang yang menunggu dengan penuh semangat untuk mobil kami," kata Kuraish, seperti dikutip dari The Associated Press (AP), Sabtu (6/11/2021).
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, kondisi pasokan mulai membaik, namun pemulihan produksi Honda kemungkinan tidak akan terjadi pada tahun fiskal ini. Kuraish menambahkan Honda berencana meningkatkan produksi pada tahun fiskal berikutnya untuk menebus kerugian, dan masalah saat ini tidak akan merugikan investasi dalam teknologi masa depan seperti kendaraan listrik.
Honda mengharapkan laba 555 miliar yen (US$4,9 miliar) untuk tahun fiskal hingga Maret 2022. Di mana turun 16 persen dari tahun fiskal sebelumnya, dan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya untuk laba 670 miliar yen (US$5,9 miliar).
Honda, yang membuat sedan Accord, sepeda motor Cross Cub 110 dan robot humanoid Asimo, menjual 917.000 unit kendaraan pada periode Juli-September 2021, turun dari 1,25 juta kendaraan tahun lalu.
Honda yang berbasis di Tokyo saat ini berharap bisa menjual 4,2 juta unit kendaraan untuk tahun fiskal hingga Maret 2022. Sebelumnya, Honda memperkirakan penjualan 4,85 juta unit kendaraan. Honda menjual 4,5 juta unit kendaraan tahun fiskal lalu.