Nusantaratv.com - Industri kendaraan listrik Australia telah mengkritik kebijakan baru pemerintah untuk membangun ribuan stasiun pengisian daya listrik sebagai langkah yang terlambat.
Pemerintah Australia pada Selasa (9/11/2021) menjanjikan US$132 juta atau setara Rp1,8 triliun untuk mempercepat peluncuran pengisian bahan bakar hidrogen dan stasiun pengisian daya listrik.
Dewan Kendaraan Listrik mengatakan rencana pemerintah Australia untuk membangun stasiun pengisian kendaraan listrik dan stasiun pengisian bahan bakar kendaraan bertenaga hidrogen tidak termasuk subsidi, insentif pajak atau standar bahan bakar minimum, sehingga membuat Australia tertinggal dari negara-negara lain di dunia.
Transportasi menyumbang seperlima dari emisi Australia. Perdana Menteri (PM) Scott Morrison mengatakan kendaraan bertenaga listrik dan hidrogen adalah kunci dalam upaya mendekarbonisasi ekonomi. Australia merencanakan pembangunan 50.000 stasiun pengisian daya dan menambah armada kendaraan listrik pemerintah.
PM Morrison mengatakan itu adalah strategi yang berani. "Rencana kami, yang merupakan bagian penting lain dari keseluruhan rencana nasional untuk mencapai emisi nol bersih pada 2050, ini adalah salah satu blok bangunan utama, bahan bakar masa depan, dan penggunaan kendaraan listrik yang didorong oleh pilihan warga Australia," kata PM Morrison, dikutip dari VOA News, Rabu (10/11/2021).
Pemerintah telah memperkirakan kendaraan listrik dan kendaraan hibrida listrik akan menghasilkan sekitar sepertiga penjualan mobil dan truk ringan baru setiap tahun selambatnya pada 2030. Penjualan kendaraan listrik mencapai rekor 8.688 unit pada paruh pertama tahun ini tetapi hanya merupakan sebagian kecil, atau sekitar 1,5 persen, dari total penjualan.
Dalam kampanye pemilihan 2019, PM Morrison mencemooh mobil listrik, dan bersikeras jika jenis mobil itu akan 'mengakhiri rekreasi akhir pekan' karena tidak akan dapat menarik trailer atau perahu untuk pergi berkemah.
Sikap PM Morrison telah berubah ketika tekanan dari aktivis lingkungan semakin gencar pada pemerintah-pemerintah di seluruh dunia. Namun,
para kritikus mengatakan strategi Australia tidak memiliki ambisi dan tidak melakukan apa pun untuk meningkatkan keterjangkauan mobil listrik, yang lebih mahal dibandingkan model bensin atau diesel.
PM Morrison menegaskan biaya akan turun seiring dengan peningkatan teknologi. Sedangkan Pemimpin Partai Buruh Oposisi Anthony Albanese mengatakan negara-negara lain berada jauh di depan Australia.
"Ada pergeseran besar-besaran di seluruh dunia ke kendaraan listrik. Tahun lalu, tingkat pemanfaatan teknologi ini di Australia hanya di bawah 2 persen, di Norwegia 70 persen, di Inggris 15 persen dan terus meningkat. Kami tertinggal jauh," kata Albanese.
Negeri Kanguru itu menghasilkan sebagian emisi tertinggi di dunia per kapita dan merupakan pengekspor besar bahan bakar fosil. Kendati ada janji untuk mencapai emisi karbon nol bersih pada 2050, pemerintahan Morrison mengatakan industri batu bara dan gasnya tidak akan dihilangkan.