Nusantaratv.com - Pejabat Amerika Serikat (AS) yang tidak disebutkan namanya, seperti dilaporkan Financial Times (FT) pada Minggu (13/3/2022), menyebutkan Rusia diduga meminta China untuk membantu peralatan dan bantuan militer lain yang tidak ditentukan untuk mendukung serangannya di Ukraina.
Terkait dugaan itu, Kedutaan Besar (Kedubes) China di AS memberikan tanggapan. Menurutnya, seperti dikutip dari RT, Senin (14/3/2022), mereka tidak memiliki informasi mengenai dugaan permintaan Rusia ke China dalam hal bantuan militer. Mereka menegaskan fokus Beijing adalah menurunkan ketegangan di Ukraina.
Laporan itu menambahkan Gedung Putih khawatir Beijing dapat merusak upaya Barat untuk membantu pasukan Ukraina mempertahankan negara mereka jika memilih untuk mengabulkan permintaan yang dituduhkan.
Permintaan Rusia ke China itu juga dilaporkan New York Times (NYT), CNN, dan publikasi Barat lainnya. CNN melaporkan Rusia telah meminta 'drone' dari China, sementara NYT mengatakan sumbernya menolak untuk membahas jenis senjata atau bantuan militer yang diduga dicari Moskow, dengan alasan perlunya menjaga proses intelijen dalam mengumpulkan data rahasia.
Setelah ditanya tentang laporan tersebut, juru bicara Kedutaan Besar China Liu Pengyu mengatakan kepada Reuters pada Minggu (13/3/2022), jika dia belum pernah mendengar (permintaan) itu Dia mengatakan prioritas China adalah mencegah ketegangan yang semakin meningkat atau bahkan di luar kendali.
Beijing telah mengambil sikap netral dalam konflik Rusia dengan Ukraina, dengan menyerukan diakhirinya perang, tetapi menolak bergabung dengan Barat untuk mengecam Moskow.
Tak lama setelah Rusia melancarkan serangannya di Ukraina, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan Beijing menentang penggunaan sanksi untuk menyelesaikan masalah, dan menentang sanksi sepihak yang tidak memiliki dasar dalam hukum internasional.