Nusantaratv.com-Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu 'dihujani' interupsi saat berpidato di Parlemen Knesset terkait pertukaran sandera dengan Hamas. Sebuah kelompok yang mewakili keluarga sandera meminta para mediator gencatan senjata untuk menghentikan pelanggaran kesepakatan tersebut.
Dalam pidatonya menyatakan akan melakukan pembalasan kepada pihak manapun yang menyakiti warga Israel yang kini disandera Hamas.
"Kami semua terkejut dengan gambar-gambar yang mengerikan dari para sandera kami yang dibebaskan pada Sabtu lalu. Siapa yang bertanggungjawab atas hal ini akan membayarnya. Dia yang menyakiti para sandera kami akan menanggung akibatnya," kata Benjamin Netanyahu seperti diberitakan Nusantara TV dalam program NTV Today.
Netanyahu berpidato di hadapan Knesset setelah melakukan kunjungan selama seminggu ke Washington dan apa yang ia gambarkan sebagai pertemuan bersejarah dengan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
"Setelah melalui masa-masa yang penuh tantangan dan ini harus dikatakan dengan jujur masa yang sangat menantang kami melihat isu-isu penting dalam agenda Timur Tengah berhadapan langsung dengan pemerintahan AS: Memenuhi semua tujuan perang kami melenyapkan Hamas, melenyapkan Hamas! Mengembalikan semua sandera kami ke rumah. Sebuah janji bahwa Gaza menjadi ancaman bagi Israel," seru Netanyahu.
Pidatonya berulang kali diinterupsi oleh anggota parlemen oposisi yang marah dan meneriakinya bahwa dia membiarkan sandera mati di Gaza. Mereka pun dikawal keluar ruangan.
Netanyahu terlihat emosi dan merespons interupsi opsisi dengan nada tinggi.
"Anda terus bicara. Ya, Anda mendapatkan hari setelahnya, hanya saja bukan hari setelahnya yang terus anda khotbahkan dengan narasi Oslo yang gagal, dan Anda menolak untuk mempelajari pelajarannya," balasnya.
Gencatan senjata sebagian besar telah berlangsung sejak dimulai pada 19 Januari meskipun ada beberapa insiden di mana warga Palestina terbunuh oleh pasukan Israel.
Sebuah kelompok yang mewakili keluarga sandera meminta para mediator gencatan senjata untuk menghentikan pelanggaran kesepakatan tersebut.
Sementara kelompok lain yang mewakili para veteran militer Israel menuduh pemerintah Israel dengan sengaja menyabotase kesepakatan gencatan senjata.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz mengatakan bahwa pengumuman Hamas tersebut melanggar kesepakatan gencatan senjata dan bahwa ia telah menginstruksikan militer untuk mempersiapkan diri pada tingkat kesiapan tertinggi di Gaza dan untuk membela warga Israel.
Terpisah, sayap bersenjata Hamas akan menunda pembebasan lebih banyak sandera Israel yang direncanakan pada hari Sabtu 15 Februari mendatang. Hamas menyalahkan Israel dengan menuding pemerintah Zionis itu melanggar kesepakatan gencatan senjata.
"Dengan demikian pembebasan para tawanan Zionis yang dijadwalkan akan dibebaskan pada hari Sabtu (15/2) akan ditunda hingga pemberitahuan lebih lanjut, sambil menunggu kepatuhan penjajah Zionis dan kompensasi retroaktif selama beberapa minggu terakhir," bunyi pernyataan sayap bersenjata Hamas.