Senada dengan Nina warga lain bernama Arfi juga merasakan hal serupa, dimana dirinya tidak bisa lagi menikmati tahu dan tempe selama beberapa hari ini, padahal menurutnya selain murah tahu dan tempe bisa memenuhi kebutuhan protein keluarga.
“Tahu dan tempe ini sangat digemari masyarakat, selain harganya yang murah ini juga bisa memenuhi protein keluarga,” ujarnya.
Seperti diketahui para pengrajin tahu melakukan mogok berjualan sejak tanggal 21 Februari kemarin.
Di waktu dan tempat berbeda, Selly selaku pengrajin tahu mengeluhkan tingginya harga kedelai saat ini. Untuk sementara ia akan berhenti berproduksi untuk beberapa hari sambil menunggu harga kedelai normal kembali.
“Kabarnya mau ada demo, karena harga kedelai mahal” kata Selly saat diwawancarai nusantaratv.com beberapa hari lalu. (Saifal, kontributor nusantaratv.com Bandung)