Nusantaratv.com - Masyarakat mulai mengeluhkan hilangnya olahan kedelai tahu dan tempe di pasaran. Selain di pasar warga juga sudah tidak menemukan olahan tahu tempe ini di warung penjual sayur.
“Nyari ke warung udah pada nggak ada nyari ke pasar juga ternyata sudah nggak ada,” kata Nina saat mencari tahu dan tempe di pasar Soreang Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa, (22/02/22).
Sebagai warga Jawa Barat, aku tidak bisa lepas dari tahu dan tempe, sebab olahan kedelai satu ini sudah menjadi makanan sehari-hari.
Setelah tahu tempe ini tidak ada di pasaran, Nina mengaku pasrah dan makan apa adanya tanpa didampingi oleh tahu dan tempe.
“Gimana ya kan tahu tempe itu makanan sehari-hari makan sayur juga ada tahu tempe sekarang paling yang ada aja,” ujarnya.
Senada dengan Nina warga lain bernama Arfi juga merasakan hal serupa, dimana dirinya tidak bisa lagi menikmati tahu dan tempe selama beberapa hari ini, padahal menurutnya selain murah tahu dan tempe bisa memenuhi kebutuhan protein keluarga.
“Tahu dan tempe ini sangat digemari masyarakat, selain harganya yang murah ini juga bisa memenuhi protein keluarga,” ujarnya.
Seperti diketahui para pengrajin tahu melakukan mogok berjualan sejak tanggal 21 Februari kemarin.
Di waktu dan tempat berbeda, Selly selaku pengrajin tahu mengeluhkan tingginya harga kedelai saat ini. Untuk sementara ia akan berhenti berproduksi untuk beberapa hari sambil menunggu harga kedelai normal kembali.
“Kabarnya mau ada demo, karena harga kedelai mahal” kata Selly saat diwawancarai nusantaratv.com beberapa hari lalu. (Saifal, kontributor nusantaratv.com Bandung)