Jakarta, Nusantaratv.com-Seiring perkembangan zaman, pesantren telah bertransformasi menjadi agen pemberdayaan yang mampu menggerakkan perekonomian di lingkungan pesantren sendiri dan perekonomian masyarakat di sekitarnya.
Dengan begitu persepsi masyarakat terdahulu terhadap pesantren yang hanya merupakan pusat pendidikan keagamaan atau belajar kitab saja telah berubah.
Demikian disampaikan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin saat menjadi pembicara utama (keynote speaker) dalam webinar internasional peringatan Hari Santri 2021 yang digelar Rabithah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI-PBNU), Rabu (20/10/2021). Hari Santri Nasional diperingati setiap tanggal 22 Oktober.
“Perubahan pola kehidupan sosial masyarakat, adanya reformasi pendidikan, dan terjadinya era disrupsi, telah menuntut pesantren untuk terus melakukan penyesuaian dan perubahan dengan tetap menjaga citra eksistensinya,” kata Wapres.
Wapres menekankan tentang transformasi peran pesantren telah dikukuhkan dalam UU Nomor 18 tahun 2019.
Di dalam UU tersebut disebutkan, tiga fungsi utama pesantren, yaitu sebagai pusat pengkaderan pemikir-pemikir agama (center of excellence) atau pesantren sebagai pusat penyiapan ahli agama (I’dadul mutafaqqihina fid-din), sebagai lembaga yang mencetak sumber daya manusia (human resources), dan sebagai lembaga yang melakukan pemberdayaan masyarakat (agent of development).
“Melihat ketiga fungsi utama tersebut, maka kebangkitan perekonomian pesantren harus dimulai dari para santri,” ujar Ma'ruf Amin mengutip okezone.
Wapres lebih lanjut mengatakan Pemerintah telah membuat beberapa program untuk mendorong perkembangan perekonomian pesantren, di antaranya adalah program Santripreneur dan Petani Muda yang diluncurkan pada 2018.
Baca juga: Wapres Resmikan Pembangunan 21 BLK di Papua dan Papua Barat
“Program ini membentuk wirausaha-wirausaha baru di pondok pesantren, termasuk regenerasi petani, dan mengembangkan potensi lahan non-produktif di pesantren,” papar Wapres.
Guna mendukung program santripreneur dan menggerakan perekonomian pesantren, sambung Wapres, pemerintah juga memberikan dukungan berupa Kredit Usaha Rakyat Syariah (KUR Syariah) dan membentuk Bank Wakaf Mikro (BWM) untuk meningkatkan akses permodalan usaha di lingkungan pesantren.
“Untuk itu pesantren harus mampu memastikan kualitas produknya sesuai dengan selera pasar sehingga memiliki nilai jual yang kompetitif,” imbau Wapres.
Selain meningkatkan pemberdayaan ekonomi, pada kesempatan itu Wapres juga berpesan kepada para santri agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman yang serba digital.
“Jika pesantren tidak dapat beradaptasi dan bertransformasi sejalan dengan perubahan zaman, maka eksistensi pesantren dapat terancam, dan lulusannya pun akan menjadi orang asing di zamannya,” ucap Wapres.
Ma'ruf Amin berharap, penyelenggaraan webinar internasional ini dapat menjadi ajang untuk saling berbagi ide dan informasi, mempererat persaudaraan, memperluas jaringan serta cakrawala berfikir pesantren.