Graha Metroplex Konsep Gedung Tahan Gempa Karya Mahasiswa Unej

Nusantaratv.com - 01 Desember 2022

Tangkapan layar: Mahasiswa Unej membuat miniatur bangunan gedung tahan gempa dengan model Graha Metroplex (ANTARA/HO-Humas Unej)
Tangkapan layar: Mahasiswa Unej membuat miniatur bangunan gedung tahan gempa dengan model Graha Metroplex (ANTARA/HO-Humas Unej)

Penulis: Alber Laia

Nusantaratv.com - Indonesia kembali berduka. Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, dilanda gempa bumi bermagnitudo 5,6 pada 21 November 2022 yang menyebabkan ratusan korban meninggal dunia dan sebagian lainnya mengalami luka-luka.

Banyaknya korban jiwa maupun korban luka-luka yang menjalani perawatan di rumah sakit karena tertimpa reruntuhan rumah atau gedung saat terjadi gempa bumi tersebut.

Oleh karena itu,  mitigasi bencana gempa bumi  dengan merancang rumah dan gedung tahan gempa bumi, sangat penting.  Indonesia merupakan daerah rawan gempa bumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yakni Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

Terkait hal itu, dua mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik (FT) Universitas Jember (Unej) yakni Gian Ewaldo Majdid dan M. Farhan Nanda Saputra mencoba mengembangkan model gedung hunian 8 lantai tahan gempa yang dinamai Graha Metroplex.

Model yang mereka kembangkan mendapatkan apresiasi. Kedua mahasiswa itu menjadi juara ketiga kategori model gedung dengan struktur baja dalam Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) XIII tahun 2022 di Universitas Tarumanagara pada 20 November 2022.

Gian Ewaldo Majdid mengatakan bahwa model gedung hunian yang tahan gempa harus memperhatikan beberapa hal, di antaranya bentuknya sederhana dan simetris, bobot struktur penyangga gedungnya lebih ringan mungkin dengan desain sambungan antar-elemen struktur yang baik.

Sehingga saat dilanda gempa, gedung tersebut akan tetap mampu berdiri kokoh karena struktur penyangga dan sambungannya menghasilkan kinerja struktur yang baik dan tidak mengalami degradasi kekakuan atau bahkan keruntuhan.

Untuk itu, ia bersama rekannya mencoba mendesain Graha Metroplex menggunakan struktur baja dengan Sistem Pemikul Rangka Momen Menengah (SPRMM).

Dengan menggunakan SPRMM maka kolom baja yang digunakan dibentuk seperti huruf H yang dipasangkan dengan balok baja berbentuk huruf L. Keduanya menjadi struktur utama gedung yang didesain sebagai gedung hunian dengan delapan lantai.

Sementara Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) merupakan ajang tahunan unjuk kemampuan mahasiswa Program Studi Teknik Sipil di Indonesia dalam bidang perancangan bangunan dan gedung yang digelar oleh Pusat Prestasi Nasional Ditjen Dikti Kemendikbudristek.

Tahun ini tema yang diusung yakni "Bangunan Gedung Tahan Gempa Berinovasi Material Untuk Pengembangan Metropolitan Menyongsong Era Pasca-Pandemi"

Tugas yang dilombakan adalah merancang dan mendesain model gedung hunian delapan lantai tahan gempa, dalam dua kategori yakni kategori gedung dengan struktur baja dan gedung dengan struktur beton pracetak.

Desain Graha Metroplex yang disusun mahasiswa Unej itu berhasil menembus babak final yang mempertandingkan delapan tim hasil seleksi dari 161 peserta.

Di babak final, tiap tim harus menyusun model gedung dalam skala 1 banding 50 dari awal hingga menjadi gedung dalam waktu tiga jam dan lomba berjalan seru karena setiap tim membawa suporter layaknya pertandingan bola.

"Alhamdulillah kami berhasil merakit model kami dalam waktu 161 menit dan berat model gedung sekitar 4,4 kilogram. Ada juga tim yang hingga melewati batas waktu tiga jam belum menyelesaikan perakitan model gedung," kata Gian.

Pada masa penyusunan model gedung itu, keduanya sempat dibuat was-was karena saat merakit ada satu sambungan yang patah, sehingga mereka harus "putar" otak untuk memperbaiki sambungan itu dengan bahan yang ada.

Pihak panitia tidak memperbolehkan peserta menggunakan bahan tambahan selain yang sudah sesuai aturan, sehingga mereka terpaksa menempatkan baut tambahan pada sambungan yang patah tadi.

Sukses merakit gedung dengan waktu terbatas bukan berarti perjuangan sudah usai. Tapi, tahapan selanjutnya justru yang lebih mendebarkan karena semua model gedung akan diberi beban berupa besi seberat 1 kilogram di tiap lantainya sambil digoyangkan dengan alat bernama table shaking sehingga mirip gedung yang digoncang gempa bumi.

Goncangan berlaku selama 5 menit, dengan setiap menitnya ditingkatkan dari fase goncangan 1,5 hertz hingga 5,5 hertz dengan amplitudo konstan sebesar 10 milimeter ke depan dan ke belakang.

Makin banyak bagian dari model desain gedung yang runtuh, atau bahkan runtuh seluruhnya maka otomatis dinyatakan kalah. Namun, model Graha Metroplex yang digarap mahasiswa Unej mampu melewati masa ujian, bahkan menjadi juara ketiga untuk kategori struktur gedung dengan bahan baja.

Ia berharap desain model gedung Graha Metroplex nanti bisa menjadi sumbangan nyata bagi mitigasi bencana gempa bumi di nusantara sehingga dapat meminimalkan korban jiwa maupun luka.

Rawan gempa

Konsep model Graha Metroplex mungkin bisa menjadi salah satu alternatif untuk dicoba di Kabupaten Jember karena berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat bahwa Kabupaten Jember merupakan salah satu daerah yang rawan gempa bumi.

BMKG juga pernah menyebut bahwa Jember berdekatan dengan sumber gempa potensial yakni subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia di selatan Jawa Timur (zona megathrust), sehingga menjadi daerah rawan diguncang gempa bumi.

Sekretaris BPBD Jember Heru Widagdo mengatakan berdasarkan informasi BMKG menyebutkan bahwa Kabupaten Jember juga berdekatan dengan sumber-sumber gempa sesar aktif, baik yang ada di daratan maupun di dasar laut, sehingga rawan terjadi gempa.

Kabupaten Jember pernah diguncang gempa berkekuatan magnitudo 5 pada 16 Desember 2021 yang dipicu sesar aktif di dasar laut hingga menyebabkan 38 rumah mengalami kerusakan.

Ketika terjadi gempa bumi, hal-hal yang menjadi risiko adalah tertimpa benda-benda, sehingga hal tersebut harus dihindari dan sebaiknya mencari tempat yang aman atau berlindung di bawah meja yang kuat, agar tidak tertimpa reruntuhan bangunan.

Ia menilai perlu adanya inovasi untuk merancang rumah atau gedung tahan gempa sebagai salah satu mitigasi bencana gempa bumi karena peristiwa gempa tersebut tidak bisa diprediksi sejak awal.(Ant)

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close