Geng Haiti Bebaskan 12 Misionaris Terakhir yang Diculik

Nusantaratv.com - 17 Desember 2021

Ilustrasi. (Istimewa)
Ilustrasi. (Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Sebanyak 12 misionaris terakhir dibebaskan oleh geng Haiti pada Kamis (16/12/2021), tepat dua bulan setelah mereka diculik saat bekerja di panti asuhan.

Pembebasan sandera diumumkan oleh juru bicara polisi Haiti Garry Desrosiers, seperti dikutip dari Catholic News Agency, Jumat (17/12/2021). 

"Kami memuliakan Tuhan karena doa yang dijawab, dua belas sandera yang tersisa Bebas! Bergabunglah dengan kami dalam memuji Tuhan bahwa ketujuh belas orang yang kami cintai sekarang aman," kata sebuah pernyataan dari Christian Aid Ministries, sebuah organisasi Anabaptis yang berbasis di Ohio yang mensponsori para misionaris di Haiti. 

"Terima kasih atas doa khusyuk Anda selama dua bulan terakhir. Kami berharap dapat memberikan lebih banyak informasi sesuai kemampuan kami," lanjutnya. 

Tidak ada pembaruan lain yang tersedia tentang kondisi para mantan sandera. Diketahui, pada 16 Oktober, geng Haiti 400 Mawozo menculik 17 misionaris, dan membebaskan permintaan tebusan sebesar US$1 juta (Rp14,38 miliar) per sandera.

Pemimpin komplotan itu mengancam akan membunuh para sandera jika tuntutan uang tebusan tidak dibayar. Mereka yang diculik berusia antara 8 bulan hingga 48 tahun, dan semua kecuali satu adalah warga negara Amerika Serikat (AS). Lima adalah anak-anak. 

Pada saat penculikan, para misionaris sedang membangun sebuah panti asuhan di Fond Parisien, Haiti. Mereka berbasis di Titanyen. Menurut Christian Aid Ministries, mereka yang diculik adalah 'dari Amish, Mennonite, dan komunitas Anabaptis lainnya di Wisconsin, Ohio, Michigan, Tennessee, Pennsylvania, Oregon, dan Ontario, Kanada'. 

Dua sandera dibebaskan pada akhir November, dan tiga sandera tambahan dibebaskan pada 6 Desember. Sepanjang cobaan itu, Christian Aid Ministries memberikan pembaruan hampir setiap hari tentang penderitaan para misionaris, dan mendorong orang-orang untuk terus berdoa bagi pembebasan mereka yang aman.

"Besok sudah dua bulan perjalanan berat kita dimulai," tulis mereka pada Rabu (15/12/2021). 

"Seperti yang kami nyatakan satu hari setelah krisis dimulai. Sebagai sebuah organisasi, kami menyerahkan situasi ini kepada Tuhan dan memercayai Dia untuk membantu kami melewatinya. Semoga Tuhan Yesus dimuliakan dan semakin banyak orang yang mengenal kasih dan keselamatan-Nya. Kami sekali lagi ingin menegaskan komitmen kami untuk mempercayai Tuhan untuk membimbing kami," kata organisasi itu. 

Haiti menjadi semakin berbahaya, pada pertengahan November, Departemen Luar Negeri AS memerintahkan warga Amerika untuk meninggalkan negara itu.

"Departemen Luar Negeri mendesak warga AS untuk membuat rencana untuk meninggalkan Haiti sekarang melalui sarana komersial. Warga AS harus hati-hati mempertimbangkan risiko bepergian ke atau tetap di Haiti mengingat situasi keamanan saat ini dan tantangan infrastruktur saat ini," kata Departemen Luar Negeri dalam rilis 10 November. 

"Kekurangan bahan bakar yang meluas dapat membatasi layanan penting dalam keadaan darurat, termasuk akses ke bank, transfer uang, perawatan medis mendesak, internet dan telekomunikasi, dan pilihan transportasi umum dan pribadi. Kedutaan Besar AS tidak mungkin dapat membantu warga AS di Haiti dengan keberangkatan jika opsi komersial menjadi tidak tersedia," kata departemen itu. 

Geng 400 Mawozo yang bertanggung jawab atas penculikan 17 misionaris adalah geng kriminal yang sama di balik penculikan pendeta dan agama Katolik di Haiti pada April 2021.

Semua orang yang diculik pada April dibebaskan dalam beberapa pekan, tebusan dibayarkan hanya untuk dua imam yang diculik, menurut seorang pejabat Haiti.

Tidak jelas apakah uang tebusan telah dibayarkan untuk salah satu dari 17 mantan sandera yang berafiliasi dengan Christian Aid Ministries. 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close