Nusantaratv.com-Bandara Ngurah Rai, Bali berisiko tersapu gelombang tsunami karena terletak di bibir pantai.
Demikian disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Karena itu, BMKG telah menyiapkan sejumlah upaya mengantisipasi bencana gempa bumi dan tsunami yang sewaktu-waktu dapat menghantam Bandara Ngurah Rai, Bali.
"Jarak bandara dengan bibir pantai 0 meter dan ini sangat berpotensi besar tersapu tsunami jika sewaktu-waktu gempa besar melanda Bali," kata Kepala BMKG Dwikorita, Kamis (10/2/2022).
Sebagai langkah antisipasi, hal pertama yang dilakukan BMKG yakni meningkatkan akurasi pemodelan terkait dengan bahaya tsunami.
Ini dikarenakan posisi Bandara Ngurah Rai yang berada di pesisir pantai dan berhadapan dengan sumber gempa berpotensi tsunami/megathrust selatan bali.
Baca juga: Pesawat Australia yang Kirim Bantuan untuk Korban Tsunami di Tonga Tidak Bisa Mendarat
Langkah kedua untuk meminimalisir dampak tsunami yang lebih serius yakni dengan memasang WRS New Generation atau sistem penerima informasi gempa bumi dan tsunami.
Sistem ini akan diintegrasikan ke dalam sistem yang ada di command center Bandara Ngurah Rai. WRS memungkinkan masyarakat dan seluruh pengguna bandara mengetahui adanya gempa bumi dan potensi terjadinya tsunami dalam waktu kurang dari 5 menit atau sekitar 2-4 menit.
Langkah antisipasi ketiga, BMKG akan melakukan upaya edukasi kepada stakeholder dan petugas yang terkait dengan penyelamatan di bandara.
Melalui edukasi ini BMKG akan melatih serta menyelenggarakan drill atau simulasi evakuasi terkait dengan respon informasi gempabumi dan tsunami secara cepat dan tepat, untuk upaya penyelamatan di bandara.
“Mitigasi juga harus dilakukan oleh pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota setempat untuk semakin meminimalkan dampak kerugian dan korban jiwa. Mengingat di lokasi sekitar bandara juga terdapat banyak kawasan ekonomi dan permukiman penduduk,” jelas Dwikorita, mengutip kompascom.
Ia pun menekankan, dalam pembangunan fasilitas publik baiknya diarahkan di wilayah yang aman dari bencana untuk menghindari korban jiwa dan kerugian. Pasalnya, wilayah Indonesia berada di lingkaran cincin api sehingga rawan terjadinya gempa bumi dan tsunami.