"Saya perlu menginformasikan dinas Kominfo Mabar bekerjasama dengan Kemkominfo RI menyediakan akses internet sebanyak 206 titik yang tersebar di seluruh Mabar. Pembangunan BTS ada 65 dan tower komersial ada 67, jadi totalnya 132," katanya.
Kadis Paulus pun melanjutkan bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi kemampuan pelaku usaha dengan proses adopsi bisnis digital, antara lain kurangnya pemahaman mengenai relevansi bisnis digital terhadap organisasi, ketiadaan strategi digital, kurangnya keahlian serta persepsi biaya dan resiko perubahan.
"Pemerintah Mabar berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan UMKM yang tercermin dalam visi Mabar Bangkit Menuju Mabar Mantap. Pemerintah dan masyarakat Mabar mengucapkan terima kasih kepada BAKTI Kemkominfo RI yang telah membantu Provinsi NTT dan Pemda Mabar dalam mewujudkan UMKM digital dan memiliki daya saing bisnis," tutupnya.
Berbicara geliat Dekranasda Mabar, Ir. Melly Weng mengatakan Dekranasda merupakan salah satu organisasi nirlaba yang merupakan mitra pemerintah daerah dalam hal menghimpun para pecinta, para peminat, para pelaku kerajinan dan UMKM dalam satu wadah untuk mengembangkan produk-produk lokal. Selain itu, Dekranasda Mabar mendorong melalui pelatihan, baik itu pelatihan produk tenun maupun produk kuliner kerjasama dengan kementerian.
"Kami sudah melakukan pelatihan meningkatkan motif songke sesuai dengan permintaan pasar. Beberapa bulan lalu, ada pelatihan juga oleh Dekranasda pusat bekerjasama dengan Dekranasda Mabar untuk melatih beberapa penenun senior, dan menjadi pelatihnya adalah bapak Samuel Watimena," katanya.