Nusantaratv.com - Masih cukup banyak warga Indonesia yang belum mengetahui Wayang Potehi atau Wayang Boneka. Wayang itu terbuat kain perca, merupakan kesenian tradisional China yang diyakini sudah ada sejak tahun 265 hingga 420 masehi dan dikenal di Indonesia pada abad ke-16.
Salah satu warga keturunan Tionghoa, David Aritanto hingga kini masih melestarikan kesenian wayang potehi.
"Kesenian wayang potehi, merupakan kesenian khas Tionghoa. Legenda para dinasti dari tanah Tiongkok dan kesenian ini dimainkan dengan iringan musik tradisional yang juga berasal dari China," kata David, Selasa (1/20/2022).
David menerangkan bahwa dalam memainkan wayang potehi ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang, termasuk dalangnya sendiri. Jika melirik kata Potehi berasal dari penggalan kata Po yang berarti kain. Sedangkan, kata Te adalah kantong, Hi sendiri adalah wayang.
"Jadi jika digabung Potehi memiliki arti adalah wayang boneka yang terbuat dari kain, melirik dari sejarah wayang potehi awal mula diperkenalkan oleh lima orang tahanan yang sudah divonis hukuman mati oleh sang kaisar pada zaman dulu," jelasnya.
Namun, salah satu tahanan tersebut lanjut David berinisiatif untuk menghibur keempat rekannya yang terus bersedih memikirkan nasibnya esok hari untuk menjalani hukuman mati, sehingga kelimanya kompak dan memanfaatkan percak kain, panci serta piring yang berada di dalam tahanan.
"Kemudian memainkan pertunjukkan wayang potehi hingga didengar oleh sang kaisar dan mendapatkan pujian. Sang kaisar merasa terhibur. Akhirnya memutuskan kelimanya mendapatkan ampunan dan membatalkan rencana hukuman mati kepada kelima tahanan tersebut," katanya.
Selain itu, kata David untuk usia dari kesenian wayang potehi ini sendiri, diperkirakan sudah berusia ribuan tahun. Menurut sejarah wayang ini sudah ada di masa Dinasti Jin pada tahun 265 hingga 420 masehi.
"Kemudian berkembang pada Dinasti Song 960-1279 Masehi, lalu masuk di Indonesia sekitar tahun 1970 hingga 1990-an. Melalui orang-orang Tionghoa yang masuk ke Nusantara pada abad ke 16 dan wayang potehi awalnya dipentaskan dalam bahasa Hokkian, namun seiring berkembangnya zaman dan fungsi kesenian wayang potehi bukan sekedar hiburan," terangnya.
Merujuk kepada kehidupan sosial hingga ritual membuat kesenian ini kata David khusus di Indonesia mulai banyak dimainkan dengan mengambil cerita lokal hingga novel Sam Pek Eng Tay dan Se Yu serta tokoh kera sakti Sun Go Kong untuk pemetasannya sendiri.
"Untuk pementasannya sendiri, sang dalang memasukkan tangannya ke dalam kain wayang, lalu memainkan seperti wayang jenis lainnya sambil diiringi sejumlah alat musik tradisional China," ujarnya.
David Artanto sebagai satu-satu penggiat wayang potehi di Kota Makassar sekaligus Ketua Wayang Potehi di bagian Indonesia Timur, berharap adanya peran lebih dari pemerintah untuk terus melestarikan kesenian potehi kepada generasi muda.
"Terkhususnya di tengah persaingan global saat ini. Pasalnya mereka perlu ketahui wayang potehi merupakan cikal bakal lahirnya perwayangan yang ada di Indonesia," tandasnya.