Jakarta, Nusantaratv.com-Rapid tes antigen ternyata tidak bisa mendeteksi covid-19 apalagi varian Omicron dengan akurat. Pasalnya, tes antigen hanya dilakukan melalui hidung saja.
Pakar Penyakit Menular di Amerika Serikat menyarankan untuk mendeteksi virus Omicron secara akurat, harus dengan swab tes yang juga mengambil sampel dari tenggorokan.
Menurut Dr. Michael Mina, mantan dari Harvard T.H. Chan School of Public Health yang saat ini menjabat sebagai Chief Science Officer di eMed, varian Omicorn dapat ditularkan jika sudah masuk ke tenggorokan dan air liur penderitanya.
Sedangkan, untuk masuk ke hidung diperlukan penelitian lebih jauh.
Karena itu, pengambilan sampel dari hidung sejak dini tidak akan mendeteksi virus Omicron.
Pandangan yang disampaikan diperkuat oleh sebuah penelitian yang dilakukan medRxiv. Hasil penelitian medRxiv membuktikan bahwa orang yang terinfeksi Omicron akan lebih lama terdeteksi dengan menggunakan tes antigen dibandingkan tes PCR.
Baca juga: Mengapa Tes Usap Hidung Tidak Bisa Cepat Mendeteksi Omicron? Ini Kata Pakar
Alhasil, jika penderita Omicron dites menggunakan antigen hasilnya bisa saja negatif. Padahal sebenarnya sudah atau masih memiliki virus tersebut ditubuhnya.
"Ketika orang dites negatif dengan antigen, mereka masih dapat memiliki viral load yang sangat menular dan menularkan ke orang lain," kata pemimpin studi Blythe Adamson dari Infectious Economics LLC, Sabtu (8/1/2022), mengutip CNBCIndonesiacom.
Pentingnya untuk melakukan tes antigen yang mengambil sampel ditenggorokan terlebih dahulu sebelum pengambilan sampe di hidung juga disarankan beberapa ahli melalui media sosial. Namun, pada praktiknya banyak negara yang tes antigennya hanya mengambil sampel di hidung saja.
Memang banyak pihak juga yang khawatir melakukan swab tenggorokan. Sebab, jika tidak dilakukan dengan benar maka bisa membahayakan pasien.
Karenanya, direkomendasikan untuk antigen tenggorokan dilakukan oleh tenaga profesional.
"CDC merekomendasikan agar usapan tenggorokan dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan yang terlatih," kata FDA.