Tak lama kemudian, lanjut Petrus, kedua orang tua Ketrin bercerai. Kini kedua orang tua Ketrin telah hidup berpisah dan masing-masing telah membangun keluarga baru.
Bagi Petrus, merawat cucu yang memiliki keterbatasan fisik merupakan sebuah berkat. Menurutnya, semua yang terjadi di dunia ini atas kehendak dan seijin Tuhan, ia meyakini semua yang datang dari Tuhan, pasti akan baik pada akhirnya, karena Tuhan Maha Baik, kita hanya perlu bersabar dan menerimanya, karena itu tak ada kata menyerah dan putus asa. Bagi Petrus, Ketrin adalah titipan Tuhan yang harus dirawat dengan baik.
Untuk kesehariannya Petrus dan dan Katarina Ida, kakek dan nenek Ketrin, menyibukkan diri dengan berkebun. Dari hasil kebunlah mereka gunakan untuk hidup sehari-hari.
“Kami, terkadang bagi waktu. Bekerja untuk menafkahi keluarga dan mencari ongkos sekolah anak-anak, serta tetap menjaga dan merawat putri kecil kami, Ketrin,” ujarnya.
Hingga saat ini, selama setahun terakhir, Ketrin belum tersentuh bantuan dari pihak manapun. Dari derita yang dialami, tampak hati kecilnya sedang membutuhkan tumpangan kasih sayang melalui tangantangan yang Tuhan percayakan.
“Kami senang kalau dia ada kursi roda. Namun, kami belum bisa membelinya, karena keterbatasan dana,” tutup Petrus.