Nusantaratv.com - Tidak bisa dipungkiri, manusia dan alam selalu berdampingan. Lingkungan alam yang awalnya begitu luas dan asri lambat laun berubah jadi hunian akibat populasi manusia yang terus bertambah.
Padahal alam telah memberi banyak manfaat bagi manusia. Selain dalam bentuk keindahan, alam yang asri dan bersih membantu manusia hidup sehat. Manusia mempunyai kewajiban menjaga dan merawat alam agar tetap bersih dan sehat. Caranya dengan tidak mengeksploitasi alam secara serampangan atau setidaknya tidak membuang sampah sembarangan. Gaya hidup jorok selain merugikan manusia juga akan membuat alam sengsara. Sampah berserakan akan membuat lingkungan rusak dan tidak sehat yang akhirnya akan mengganggu kehidupan manusia.
Keindahan alam di suatu tempat dimanfaatkan manusia menjadi objek wisata. Dalam mengolah alam menjadi destinasi wisata, harus selalu mempertimbangkan keseimbangan agar alam tidak rusak, sehingga pesona keindahannya tetap terjaga.
Seiring dengan isu lingkungan yang ada saat ini, sudah banyak upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian alam, namun, sebenarnya upaya-upaya ini bukanlah hal yang baru.
Sebenarnya kesadaran menjaga alam dan lingkungan sudah ada di masyarakat. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya tradisi atau ritual-ritual di masyarakat yang ditujukan untuk kelestarian alam lingkungan.
Jika Sobat Pesona ingin mengetahui tradisi budaya di kalangan masyarakat yang ditujukan untuk merawat alam, di bawah ini beberapa contoh upaya menjaga kelestarian alam yang ada di Indonesia, berikut diantaranya.
Mantari Bondar, Sumatera Utara
Merupakan tradisi Desa Hatabosi, sebuah singkatan dari empat desa, yaitu Haunatas, Tanjung Rompa, Bonan Dolok dan Siranap. Mantari Bondar merupakan kearifan lokal yang sudah berusia ratusan tahun yang dilakukan untuk menjaga hutan dan sumber air.
Mantari berarti menteri, sementara Bondar merupakan saluran atau aliran air, sehingga artinya pada dasarnya adalah petugas yang menjaga saluran air dan hutan. Mantari Bondar sendiri membawahi Penjago Bondar yang semuanya dipilih melalui rapat adat masyarakat setempat.
Melalui tradisi ini, masyarakat Desa Hatabosi berkomitmen untuk menjaga kelestarian hutan dan konservasi air yang juga merupakan sumber utama mereka dalam mendapatkan air bersih dan air untuk lahan-lahan pertanian.
Ruwat Laut, Desa Pulau Pahawang
Tradisi ruwat laut sudah jadi tradisi bagi masyarakat pesisir. Awalnya banyak digelar oleh masyarakat di pesisir pulau Jawa dan kemudian menyebar hingga ke Sumatera, khususnya di Lampung. Pada dasarnya, tradisi ini merupakan ungkapan rasa terima kasih pada Tuhan yang telah memberikan berkah dari laut sekaligus permohonan perlindungan dari Tuhan.
Tradisi ini dimulai dari doa yang dipimpin seorang pemuka agama lalu kemudian diikuti dengan pelepasan kepala kerbau yang sebelumnya disembelih berdasarkan tata cara keagamaan dan diletakan di atas perahu yang sudah dihias.
Rasulan, Yogyakarta
Tradisi Rasulan di Gunung Kidul, Yogyakarta merupakan cara untuk mengungkapkan rasa syukur masyarakat setempat setelah melakukan panen melimpah sekaligus untuk merti atau bersih desa sebagai upaya mendapatkan keselamatan dan membuang hal-hal negatif di desa supaya terhindar dari segala malapetaka dan penyakit.
Tradisi ini biasanya dilakukan setahun sekali dan memiliki rangkaian acara yang bisa diselenggarakan selama berhari-hari tergantung dari kesepakatan warga desa. Tradisi ini biasanya diawali dengan kerja bakti lalu kemudian ada beberapa perlombaan.
Inti tradisi ini adalah acara kenduri yang diawali dengan mengumpulkan hasil bumi dari warga yang disusun dalam gunungan lalu warga juga turut membuat sajian-sajian khas desa, yang kemudian diarak keliling desa.
Paca Goya, Tidore
Merupakan tradisi dari masyarakat Kampung Kalaodi, Tidore yang berdasarkan pemahaman saat ini adalah sebuah upacara menjaga alam. Paca memiliki makna membersihkan sementara goya adalah tempat keramat.
Secara konseptual, tradisi Paca Goya merupakan ritual adat di lokasi yang keramat demi keselamatan anak cucu warga Kalaodi dan secara adat dilakukan untuk berdamai sekaligus bersahabat dengan alam sekitar.
Tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun dan biasanya dilakukan setelah musim panen besar. Terkait dengan alam, tradisi ini merupakan upaya warga Kalaodi untuk tidak merusak dan mengambil berlebih dari alam. Komitmen ini dipegang secara kuat melalui sumpah yang disebut Bobeto yang artinya “siapa merusak alam, akan dirusak alam.”
Sasi, Maluku dan Papua
Maluku dan Papua dikenal memiliki keindahan alam baik darat dan laut yang selalu terjaga. Hal ini disebabkan salah satunya adalah karena adanya tradisi Sasi atau dalam istilah lokal artinya larangan.
Tradisi ini sudah dilakukan secara turun-temurun di masyarakat Maluku dan Papua dan masih dilakukan hingga sekarang. Tradisi Sasi merupakan sebuah larangan untuk memanen atau mengambil sumber daya alam tertentu di wilayah adat selama beberapa waktu. Tradisi ini bisa dilakukan di darat maupun di laut.
Di darat tradisi Sasi dilakukan untuk melarang masyarakatnya memanen hasil kebun tertentu, dan bila di laut, larangan memanen dilakukan untuk jenis-jenis ikan tertentu. Tradisi ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga ekosistem dan populasi agar tidak rusak atau habis.
Beberapa tradisi di atas merupakan bukti bahwa pada dasarnya masyarakat kita punya kepedulian yang tinggi dalam menjaga kelestarian alam, karena alam telah menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan mengenali tradisi-tradisi yang ada ini, diharapkan kita pun bisa memiliki kesadaran yang sama untuk bisa turut menjaga alam sekitar kita, dan tidak hanya sekedar untuk dinikmati keindahannya.