Mengenang Viktor Belenko, Pilot Pembelot Asal Soviet yang Sempat Bikin Heboh di 1976

Nusantaratv.com - 14 Desember 2023

Viktor Belenko
Viktor Belenko

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com – Viktor Belenko, namanya sempat terkenal setelah dirinya berhasil kabur dari Soviet dengan menerbangkan jet tempur pencegat MiG-25 (NATO: Foxbat) ke Jepang pada tahun 1976. Kini Viktor Belenko yang juga dikenal sebagai pilot pembelot itu telah tiada. Ia meninggal di Illinois Selatan, Amerika Serikat pada usia 76 tahun.

The New York Times (NYT) melaporkan, saat meninggal kedua anaknya berada disampingnya. Belenko meninggal pada 24 September 2023 di sebuah panti jompo setelah menderita “penyakit singkat”. Media setempat tidak merinci penyakit yang menyebabnya Belenko meninggal dunia.

“Pada saat kematiannya, putranya Tom dan Paul berada di samping pilot,” tulis NYT. Mereka memutuskan untuk tidak mengadakan upacara peringatan setelah kematian Belenko.

Sebelum meninggal, Belenko pernah mengungkapkan pandangan politik yang menyebabkan dirinya membelot dengan terbang ke Jepang dengan pesawat Foxbat. Rendahnya standar hidup di Uni Soviet dan kondisi pelayanan yang buruk di Angkatan Bersenjata Soviet menjadi penyebab utama tindakannya.

Baca Juga: Beberapa Genosida Terkejam yang Pernah Terjadi di Dunia
 

Pembelotan Balenko dilakukan pada tanggal 6 September 1976. Ia terbang ke Jepang dengan pesawat pencegat MiG-25P Soviet.

Pagi hari ia lepas landas dari Lapangan Terbang Sokolovka untuk melakukan latihan terbang bersama-sama dengan pesawat tempur lainnya.

Untuk menghindari radar Soviet dan sistem pertahanan udara Jepang, Belenko terbang serendah mungkin.

Pesawat MiG-25. (MiG-25.blogspot.com)

Setiba di Jepang, ia yang terbang pada ketinggian 6.000 meter, terdeteksi oleh radar Negeri Matahari Terbit. Sebelum pesawat pencegat Jepang datang, Belenko menerbangkan pesawatnya ke ketinggian rendah dan menghilang dari radar.

Belenko berencana mendarat di Pangkalan Udara Chitose, namun karena kekurangan bahan bakar ia terpaksa mendarat di dekat lapangan terbang Hakodate di Pulau Hokkaido.

Belenko menyerahkan pesawat MiG beserta seluruh perlengkapannya yang saat itu dirahasiakan kepada pihak berwenang Jepang.

Beberapa hari kemudian, pihak berwenang AS memberikan suaka politik kepada Balenko. Dia menerima kewarganegaraan Amerika pada tahun 1980.

Pihak berwenang AS mengembalikan pesawat tersebut pada bulan November 1976. AS menyatakan MiG-25 tidak cocok untuk mencegat pesawat pengintai SR-71 Blackbird Amerika di ketinggian, karena Mig-25 lebih rendah dari mereka dalam kinerja penerbangan.

Victor Belenko lahir di Nalchik pada 15 Februari 1947 dari keluarga pekerja. Selama dinas militernya, ia dikirim untuk belajar di sekolah penerbangan.

Pada tahun 1971 ia lulus dari Sekolah Pilot Penerbangan Militer Tinggi Armavir dan menjadi Instruktur di Sekolah Tinggi Penerbangan Militer Stavropol.

Pada tahun 1975, Belenko, atas permintaannya, dipindahkan ke Timur Jauh. Ia ditugaskan ke Resimen Penerbangan Tempur ke-530 dari Tentara Pertahanan Udara Terpisah ke-11 dan menjadi pilot senior MiG-25P.

Setelah menerima kewarganegaraan AS, Belenko mengganti nama keluarganya menjadi Schmidt.

Dia lama bekerja sebagai insinyur kedirgantaraan di perusahaan swasta dan lembaga pemerintah, serta menjadi konsultan di Angkatan Udara AS.

MiG-25
Mikoyan-Gurevich MiG-25 Foxbat adalah pesawat pencegat dan pengintai supersonik yang merupakan salah satu pesawat militer tercepat di dunia.

Pesawat dirancang oleh biro MiG Uni Soviet dan dibuat dengan bahan utama baja tahan karat. MiG-25 menjadi pesawat terakhir yang dirancang oleh sang perancang Mikhail Gurevich sebelum dia pensiun.

Prototipe pertama MiG-25 terbang pada tahun 1964 dan pesawat mulai beroperasi pada tahun 1970.

Meskipun kemampuan dorong mesinnya cukup untuk mencapai Mach 3,2+, kecepatannya dibatasi untuk mencegah mesin menjadi terlalu panas pada kecepatan udara yang lebih tinggi dan kemungkinan merusaknya sehingga tidak dapat diperbaiki lagi. Oleh karena itu kecepatan tertinggi operasional secara efektif Mach 2,83.

MiG-25 dilengkapi radar yang kuat dan empat rudal udara ke udara. Berbeda dengan klaim AS, pabrikan menyatakan bahwa MiG-25 mampu terbang hingga ketinggian maksimum 27 km (89.000 kaki).

Kemunculan MiG-25 memicu kekhawatiran serius di Barat dan mendorong peningkatan dramatis dalam kinerja McDonnell Douglas F-15 Eagle, yang kemudian dikembangkan pada akhir tahun 1960-an.

Melalui pembelotan MiG-25 oleh Balenko ke Jepang, memungkinkan Amerika Serikat pada akhirnya dapat mengetahui karakteristik pesawat ini.

Produksi seri MiG-25 berakhir pada tahun 1984. Sebanyak 1.186 unit MiG-25 berhasil dibuat.

Sumber: airspace-review.com

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close