Beberapa Genosida Terkejam yang Pernah Terjadi di Dunia

Nusantaratv.com - 11 Desember 2023

Korban selamat Holocaust berdiri di belakang pagar kawat berduri setelah pembebasan kamp kematian Jerman Nazi Auschwitz-Birkenau pada tahun 1945 di Polandia yang diduduki Nazi. Foto/Arsip Yad Vashem/REUTERS
Korban selamat Holocaust berdiri di belakang pagar kawat berduri setelah pembebasan kamp kematian Jerman Nazi Auschwitz-Birkenau pada tahun 1945 di Polandia yang diduduki Nazi. Foto/Arsip Yad Vashem/REUTERS

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com - Panasnya konflik antara Hamas-Israel di Jalur Gaza belakangan ini telah mengangkat kembali istilah genosida ke permukaan. Banyak orang menyebutkan bahwa yang terjadi di Palestina adalah Genosida. Genosida adalah pemusnahan kelompok oleh kelompok lain akibat kebencian bangsa, ras, hingga agama.

Kata “genosida” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “genos” yang berarti ras, suku, atau bangsa, dan “cide” berasal dari bahasa Latin yang berarti pembunuhan. Singkatnya, genosida adalah pembunuhan secara massal dengan maksud untuk memusnahkan suatu kelompok tertentu.

Istilah Genosida muncul pertama kali ketika terjadi tragedi pembantaian kaum Yahudi di Jerman oleh Adolf Hitler dan kelompok Nazi. Aksi genosida sangat bertentangan dengan prinsip HAM (Hak Asasi Manusia), dan termasuk salah satu kejahatan terberat.

Berikut beberapa tragedi genosida terkejam yang pernah terjadi di di dunia.

Foto Arkivverket (Arsip Norwegia) memperlihatkan pemimpin Armenia, Papasyan, melihat apa yang tersisa setelah pembunuhan mengerikan di dekat Deir-ez-Zor (Suriah) pada 1915-1916. Beberapa tulang telah tersapu aliran sungai Efrat saat itu.


GENOSIDA ARMENIA

Pembantaian massal era Perang Dunia I dan deportasi hingga 1,5 juta orang Armenia oleh Turki Ottoman adalah masalah yang sangat sensitif baik di Armenia maupun Turki. Sejak tahun 1915, etnis Armenia yang tinggal di Kesultanan Ottoman dikumpulkan, dideportasi, dan dieksekusi atas perintah pemerintah. Pembantaian, pemulangan, deportasi paksa. Kematian karena penyakit di kamp-kamp konsentrasi diperkirakan telah menewaskan lebih dari 1 juta etnis Armenia, Asyur, dan Yunani antara tahun 1915 dan 1923.

GENOSIDA NAMIBIA

Genosida Namibia terjadi pada Perang Wateberg pada Agustus 1904, dimana sekitar 80.000 orang Herero melarikan diri dan dikejar oleh pasukan Jerman hingga ke tempat yang dikenal sebagai Gurun Kalahari.

Dari 80.000 orang yang lari, hanya 15.000 orang saja yang selamat dari serangan Jenderal Jerman Lothar von Trotha yang ditugaskan memusnahkan warga pribumi Namibia. Setidaknya ada 60.000 orang dari suku Herero dan 10.000 orang dari suku Nama dibunuh secara massal oleh tentara kolonial Jerman.

Tentara Jerman itu mulai melancarkan eksekusi massal kepada para pria. Sedangkan para wanita dan anak-anak diasingkan ke gurun tanpa persediaan pangan, hingga ribuan orang meninggal akibat kehausan.

GENOSIDA NANKING

Pada tahun 1937, Jepang melakukan genosida saat menguasai Kota Nanking, China. Genosida itu dilakukan dengan cara memperkosa dan membunuh warga secara massal. Oleh karena itu, peristiwa genosida ini juga dikenal dengan pemerkosaan Nanking. Jepang melakukan pembantaian selama enam minggu sejak 13 Desember 1937 atau hari pertama mereka menguasai Nanking. Selama periode ini, antara 40.000 – 300.000 warga sipil China dibunuh dan dilucuti oleh Tentara Kekaisaran Jepang.

GENOSIDA RWANDA

Genosida Rwanda adalah sebuah aksi pembantaian 800.000 suku Tutsi dan Hutu oleh sekelompok ekstremis Hutu yang dikenal sebagai Interahamwe. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 6 April 1994, saat Presiden Rwanda, Juvenal Habyarimana, menjadi korban penembakan saat berada di pesawat terbang

Peristiwa itu merupakan bentuk protes terhadap rencana Presiden Habyarimana untuk masa depan Rwanda. Pasalnya, Habyarimana berencana melakukan persatuan etnis di Rwanda dan membagi kekuasaan kepada etnis-etnis itu.

Pembunuhan massal secara besar-besaran ini terjadi selama 100 hari hanya untuk memusnahkan etnis Rwanda saja. Semua orang dibunuh secara keji tanpa memedulikan status, harta, agama, dan lainnya. Selama seratus hari pembantaian, tercatat tidak kurang dari 800.000 jiwa etnis Tutsi menjadi korban pembantaian.

Sayangnya, aksi genosida di Rwanda ini tidak mendapat perhatian besar dari dunia internasional. Sebab, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis menilai negara ini tidak memiliki nilai strategis di mata internasional, sehingga mereka mengabaikan situasi yang mengerikan ini sebagai pembantaian tercepat dalam sejarah di dunia.

Baca Juga: Restoran Unik di Jepang, Pengunjung Ditampar Pelayan Berkimono Sebelum Makan

HOLOCAUST NAZI JERMAN

Peristiwa ini terjadi pada Perang Dunia II atau sekitar tahun 1939 hingga 1945. Peristiwa pembantaian oleh Nazi kepada orang-orang Yahudi itu dilakukan dengan cara genosida atau pembantaian secara sistematis untuk menghancurkan suatu kaum. Pembunuhan ini langsung dipimpin oleh Adolf Hitler yang merupakan Ketua Partai Nazi atau Nationalsozialistische Deutsche Arbeiterpartei (NSDAP). Israel beserta sekutunya menyebut genosida ini menewaskan 6 juta orang, namun ada yang menyebut bahwa mereka hanya mendramatisasi karena korbannya tidak sampai 1 juta.

KONFLIK BOSNIA

Pada tahun 1991, Yugoslavia mulai pecah akibat konflik etnis. Ketika Republik Bosnia dan Herzegovina (Bosnia) mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1992, wilayah itu menjadi medan pertempuran. Orang-orang Serbia mengincar warga sipil Bosnia dan Kroasia di daerah-daerah yang berada di bawah kendali mereka dalam kampanye pembersihan etnis. Perang di Bosnia merenggut nyawa sekitar 100.000 orang.

KONFLIK ROHINGYA

Sebuah laporan Tim Independen Pencari Fakta PBB secara eksplisit menyatakan, enam pejabat militer Myanmar menghadapi tuduhan genosida atas kampanye militer mereka terhadap etnis minoritas Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine. Tahun 2017 pasukan pemerintah Myanmar memimpin tindakan brutal di negara Rakhine Myanmar sebagai serangan balik atas serangan kelompok Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) di 30 pos polisi Myanmar dan pangkalan militer. Sekitar 700.000 orang Rohingya melarikan diri dari serangan brutal militer Myanmar

PERANG SAUDARA SUDAN

Lebih dari satu dekade lalu, pemerintah Sudan melakukan genosida terhadap warga sipil Darfuri, membunuh 300.000 dan menyebabkan lebih dari 2 juta orang mengungsi. Selain krisis yang sedang berlangsung di Darfur, pasukan di bawah komando Presiden Sudan Omar al-Bashir telah melakukan serangan terhadap warga sipil di wilayah Abyei yang menjadi sengketa, dan negara bagian Kordofan Selatan dan Nil Biru.

REZIM MAO ZEDONG

Periode rezim Mao Zedong di Tiongkok berlangsung sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949 hingga kematian Mao pada tahun 1976. Selama masa pemerintahannya, terjadi serangkaian kampanye politik dan kebijakan ekonomi yang memiliki dampak besar terhadap masyarakat Tiongkok.

Salah satu periode paling dramatis adalah “Revolusi Kebudayaan” yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1976.  Mao meluncurkan kampanye ini dengan tujuan untuk membersihkan Tiongkok dari unsur-unsur kapitalisme dan tradisional, serta untuk memperkuat kekuasaannya.

Revolusi Kebudayaan melibatkan penindasan terhadap kelompok-kelompok yang dianggap tidak setia terhadap ideologi komunis Maois, termasuk petani dan elemen-elemen masyarakat lainnya. Akibatnya, jutaan orang ditahan, diasingkan, atau bahkan dihukum mati. Selain itu, terjadi perusakan berbagai aspek kehidupan budaya dan ekonomi.

TRAGEDI KHMER ROUGE

Khmer Merah adalah nama yang merujuk pada anggota Partai Komunis Kamboja. Nama itu diciptakan pada tahun 1960 oleh Norodom Sihanouk untuk menggambarkan pemberontak negaranya yang heterogen dan komunis.

Peristiwa genosida di Kamboja ini terjadi pada tahun 1975-1979, dan menjadi salah satu genosida terkejam dan paling mengerikan sepanjang sejarah. Diperkirakan sekitar 1,7 juta orang tewas, atau sekitar 21% dari jumlah penduduk Kamboja.

Rezim Khmer Rouge dibawah pimpinan Pol Pot itu menggabungkan ideologi ekstrim, kebencian etnis, dan kekejian yang tidak manusiawi yang melahirkan penindasan, penderitaan, dan pembunuhan dalam skala besar.

Selama di bawah rezim Pol Pot, masyarakat Kamboja dipaksa bekerja tanpa istirahat dan makan yang cukup. Mengerikannya lagi, warga yang tidak mampu memenuhi permintaan sang rezim langsung dieksekusi. Menurut catatan sejarah, peristiwa ini mengakibatkan 1,7 hingga 2 juta orang Kamboja meninggal dunia.

Sumber: anehtapinyata.id

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close