Nusantaratv.com-Nilai tukar (kurs) rupiah bangkit dari tekanan Dolar AS pada akhir perdagangan sore ini, Rabu (10/7/2024).
Mata uang RI ditutup menguat 10 poin atau 0,06 persen menjadi Rp16.241 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.251 per dolar AS.
Analis ICDX Taufan Dimas Hareva mengatakan penguatan rupiah dipengaruhi meningkatnya spekulasi pemotongan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.
"Hal ini membuat semakin kuatnya spekulasi pelaku pasar bahwa The Fed akan melakukan pemotongan suku bunganya pada September mendatang," kata Taufan Dimas Hareva dikutip dari Antara.
Baca juga: Rupiah Lunglai ke Rp16.290 per Dolar AS, IHSG Perkasa 7.284
Taufan menuturkan Ketua bank sentral AS atau The Fed Jerome Powell mencatat bahwa perekonomian mengalami kemajuan besar menuju sasaran inflasi 2 persen yang ditetapkan oleh The Fed. Ia juga mencatat bahwa kondisi pasar tenaga kerja telah mereda namun tetap kuat.
Fed percaya bahwa “sikap kebijakan moneter yang ketat membantu menyeimbangkan kondisi permintaan dan penawaran dan memberikan tekanan pada inflasi”.
Selanjutnya, fokus pelaku pasar adalah data Indeks Harga Konsumen (CPI) Juni 2024 yang sangat dinanti. IHK utama Juni 2024 diperkirakan melambat menjadi 3,1 persen, turun dari angka bulan Mei sebesar 3,3 persen, sehingga menandai perlambatan bulanan ketiga berturut-turut.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu meningkat ke level Rp16.256 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.281 per dolar AS.