Nusantaratv.com-Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas menyebut Indonesia bakal rugi besar bila kran ekpsor tembaga pada rentang waktu Juni sampai Desember 2024 ditutup. Pasalnya, akan ada potensi penerimaan negara sebesar Rp30 triliun yang berkurang.
Guna mencegah terjadinya kerugian tersebut, PT Freeport Indonesia meminta agar pemerintah memberikan perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat tembaga hingga Desember 2024. Freeport sendiri hanya mendapat relaksasi ekspor tembaga hingga Mei 2024 saja.
"Ya kan kalau kita nggak bisa ekspor, penerimaan negara akan berkurang kira-kira US$ 2 miliar, Rp 30 triliunan berkurangnya, dalam kurun waktu Juni sampai Desember," papar Tony di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (28/3/2024).
Baca juga: Smelter Gresik Siap Beroperasi, Freeport Minta Izin Ekspor Tembaga Diperpanjang Sampai Desember 2024
Diketahui sejak Juni 2023, pemerintah telah melarang eksportasi untuk komoditas tembaga secara mentah. Pemerintah meminta agar perusahaan membuat smelter pemurnian dan membuat tembaga memiliki nilai tambah, baru ditawarkan ke pasar.
Tapi tahun lalu pemerintah memberikan relaksasi kepada Freeport untuk tetap bisa melakukan ekspor tembaga hingga bulan Mei 2024.
Pembangunan smelter di Gresik yang belum rampung menjadi alasan utama kebijakan relaksasi itu. Namun setelah mendapatkan relaksasi, Freeport justru meminta agar kebijakan itu diperpanjang sampai Desember 2024.
Tony menyampaikan permintaan ini sudah dikomunikasikan langsung kepada Menteri ESDM Arifin Tasrif selaku regulator utama pertambangan di Indonesia.