PBNU Kritisi Rapuhnya Sistem Kesehatan Nasional yang Tergantung pada Impor

Nusantaratv.com - 25 September 2021

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj/ist
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj/ist

Penulis: Ramses Manurung

Jakarta, Nusantaratv.com-Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengkritisi rapuhnya sistem kesehatan nasional lantaran tingginya impor alat-alat kesehatan (alkes). 

Kritik yang cukup keras tersebut dilontarkan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj. 

"Saat ini, sekitar 94 persen alkes yang beredar adalah produk impor. Dominasi produk impor adalah menandai rapuhnya sistem kesehatan nasional," ujar Said Aqil saat memberi sambutan di acara Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar NU mengutip cnnindonesia, Sabtu (25/9).

Demi memperbaiki sistem kesehatan nasional, Said Aqil menyarankan pemerintah meningkatkan rasio dan keandalan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan Puskesmas.

Selain itu, pemerintah juga diminta mengurangi kesenjangan distribusi fasilitas dan tenaga kesehatan termasuk dokter, spesialis, perawat dan bidan serta memperkuat ekosistem kesehatan.

Menurut Said, hal itu bisa dimulai dari kemandirian farmasi, penambahan dokter dan nakes, kapasitas rumah sakit-Puskesmas dan produksi Alkes.

Baca juga: Ketua DPR Minta Lonjakan Covid di Momen Akhir Tahun Diantisipasi

Tak hanya itu, Said juga menyoroti sistem kesehatan dari sisi masyarakat. Protokol kesehatan, kata Said Aqil, tak boleh kendor meski kasus Covid-19 belakangan ini mulai landai.

Pasalnya, ada kemungkinan terjadi lonjakan gelombang ketiga. Pernyataan tersebut merujuk keterangan epidemiolog yang mengatakan pola kurva sekitar 3-5 bulan akan naik. Lonjakan itu diperkirakan akan terjadi pada akhir 2021.

Sebelumnya, Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) juga mengatakan hal serupa. Mereka meminta seluruh rumah sakit yang menjadi rujukan pasien virus corona agar selalu siaga mengantisipasi lonjakan gelombang ketiga.

Sekretaris Jenderal Persi Lia Gardenia Partakusuma mengatakan Indonesia berpotensi mengalami lonjakan Covid-19 tiga bulan pasca negara tetangga mengalami lonjakan.

Dikatakan, kasus-kasus Covid-19 pada pembelajaran tatap muka (PTM) bisa menjadi ancaman serius akan lonjakan Covid-19.
 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])