Miris! Pabrik Tutup, Petani Biarkan Sawit Membusuk di Pohon

Nusantaratv.com-Kebijakan pemerintah yang sempat memberlakukan larangan ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng masih menyisakan dampak yang berat bagi petani kelapa sawit.  

Meski pemerintah telah membuka kembali kran ekspor CPO dan bahan baku minyak goreng pada 23 Mei 2022 lalu, belum sepenuhnya mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi para petani sawit. Anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) sangat memukul para petani sawit.  

Bahkan para petani sawit sengaja membiarkan buah sawit mereka membusuk di batang. Pasalnya, sejak sebulan terakhir pabrik di daerah itu tidak membeli TBS milik petani.

Di tambah harga TBS tertinggi per kilo Rp1.880, dan Rp1.600 per kilo dengan harga terendah. 

Salah satu petani sawit di Kecamatan Sungai Rumbai, Kabupaten Mukomuko, Bahrun mengatakan, sudah satu bulan terakhir buah sawit di kebun miliknya tidak di panen.

Bahrun mengaku sengaja membiarkan TBS yang ada di kebun miliknya seluas 6 Hektare (Ha) membusuk di batang dan jatuh.

Baca juga: Harga TBS Kelapa Sawit Belum Kunjung Membaik, Petani Sawit Rencanakan Demo Kedua di Kemendag

Alasan Bahrun, harga sawit di daerahnya belum stabil, belum lagi pabrik yang ada di daerah mereka tidak menerima buah sawit dari petani, lantaran tangki penampungan Crude Palm Oil (CPO) milik pabrik sudah penuh.

"Sudah satu bulan ini saya tidak ada panen. Buah sawit di kebun saya dibiarkan membusuk," kata Bahrun, Selasa (7/6/2022), mengutip okezonecom.

Bahrun mengakui, petani di daerahnya memang banyak menunda panen. Alasan mereka, lanjut Bahrun, sama. Biaya panen buah sawit di kebun tidak setara dengan harga jual di tambah pabrik tutup.

Harga buah sawit, kata Bahrun, idealnya Rp3.000 per kilo. Harga itu untuk menutupi biaya racun, biaya panen dan biaya pupuk.

"Saya berharap pemerintah dapat menstabilkan harga TBS," harap Bahrun.