Nusantaratv.com - Twitter melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal ke lebih 50 persen dari total 7.500 karyawan perusahaan.
Pendiri dan mantan CEO Twitter Jack Dorsey pada Sabtu (5/11/2022) meminta maaf kepada staf perusahaan. Dia mengungkapkan telah menumbuhkan raksasa media sosial itu 'terlalu cepat'.
Permintaan maaf itu dikeluarkan sehari setelah sekitar separuh dari 7.500 karyawan perusahaan dipecat oleh pemilik baru Twitter, Elon Musk.
"Orang-orang di Twitter dulu dan sekarang kuat dan tangguh. Mereka akan selalu menemukan jalan tidak peduli betapa sulitnya saat itu," kata Dorsey dalam sebuah tweet, seperti dikutip dari CNBC, Minggu (6/11/2022).
"Saya menyadari banyak yang marah kepada saya. Saya memiliki tanggung jawab mengapa semua orang berada dalam situasi ini: Saya menumbuhkan perusahaan terlalu cepat. Saya minta maaf untuk itu," lanjutnya.
Baca Juga: Elon Musk Tarik 50 Karyawan Tesla ke Twitter
Jack Dorsey mendirikan Twitter pada 2006 bersama Noah Glass, Biz Stone dan Evan Williams. Dia memegang jabatan puncak dua kali selama pergantian kepemimpinan dan meninggalkan dewan direksi Twitter pada awal musim semi ini, tetapi tetap menjadi pemegang saham tidak langsung di perusahaan.
Chief Technology Officer perusahaan saat itu Parag Agrawal menggantikan Jack Dorsey sebagai CEO sebelum pergi sebagai bagian dari pengambilalihan platform media sosial itu oleh Elon Musk. Sedangkan Jack Dorsey sejak itu mengalihkan fokusnya untuk mengelola perusahaan pembayaran keuangan, yakni Block Inc., yang sebelumnya dikenal sebagai Square.
Pada 30 Juni 2013, tak lama sebelum perusahaan media sosial itu go public, Twitter memiliki sekitar 2.000 karyawan, menurut dokumen yang diajukan ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (AS). Pada akhir tahun lalu, perusahaan melaporkan memiliki lebih dari 7.500 karyawan tetap.
Elon Musk menyelesaikan akuisisi raksasanya senilai US$44 miliar pada akhir pekan lalu dan dengan cepat mulai membubarkan dewannya dan memecat kepala eksekutif dan manajer puncaknya.
Twitter mulai memberi tahu karyawan pada Kamis (3/11/2022) malam waktu setempat, jika mereka akan mulai memberhentikan anggota staf. PHK itu mempengaruhi total 983 karyawan di California, AS, yang menjadi markas Twitter.
"Mengenai pengurangan kekuatan Twitter, sayangnya tidak ada pilihan ketika perusahaan merugi lebih dari US$4 juta per hari. Setiap orang yang keluar ditawari 3 bulan pesangon, yang 50 persen lebih banyak dari yang diwajibkan secara hukum," tulis Elon Musk.
CNBC tidak dapat segera mengkonfirmasi apakah analisis kerugian yang disampaikan Elon Musk itu akurat. Di mana kerugian US$4 juta per hari di perusahaan akan mewakili kerugian tahunan sekitar US$1,5 miliar.