Tanpa Layar OLED, Nintendo Switch 2 Targetkan Penjualan 10 Juta Unit Tahun Ini

Nusantaratv.com - 29 Januari 2024

Nintendo Switch 2 menargetkan penjualan 10 juta unit pada 2024. (Gizmochina)
Nintendo Switch 2 menargetkan penjualan 10 juta unit pada 2024. (Gizmochina)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Pembuat game asal Jepang, Nintendo, dikabarkan bersiap merilis perangkat genggam gaming terbarunya, yakni Switch 2, pada akhir tahun ini. 

Analis firma riset pasar Omdia Hiroshi Hayase dan reporter Bloomberg Takashi Mochizuki berbagi informasi mengenai perangkat yang akan datang ini. Melansir Gizmochina, Senin (29/1/2024), Switch 2 diharapkan menampilkan layar LCD 8 inci, dan tampaknya Nintendo menargetkan volume produksi yang signifikan. 

Perusahaan itu menargetkan memproduksi sekitar 10 juta unit pada tahun fiskal pertama. Sasaran ini terbilang ambisius, terutama jika dibandingkan dengan perjuangan awal yang dihadapi Sony PlayStation (PS) 5 dan Microsoft Xbox Series X/S, yang terhambat oleh kekurangan chip saat peluncurannya.

Tentu saja ini bukan hanya tentang volume produksi. Menurut laporan tersebut, rilis awal Switch 2 baru kemungkinan tidak akan menyertakan versi OLED, tetapi ada kemungkinan besar versi tersebut akan diperkenalkan di masa mendatang.

Nintendo dilaporkan memamerkan Switch 2 kepada penerbit dan pengembang di Gamescom tahun lalu. Bocoran menunjukkan jika konsil ini akan menampilkan chipset Nvidia Tegra 239. 

Bersamaan dengan itu, perangkat ini akan memiliki RAM 8GB dan ruang penyimpanan 64GB yang cukup besar, memenuhi kebutuhan para gamer modern. Ada juga rumor gameplay 1080p dengan dukungan Ray Tracing dan spekulasi tentang prosesor berbasis node 5nm atau 8nm.

Nintendo Switch 2 mendatang diperkirakan akan dibanderol dengan harga sekitar US$399 (sekitar Rp6,31 jutaan), yang merupakan peningkatan signifikan dibandingkan dengan Switch asli. 

Laporan sebelumnya juga mengindikasikan kemungkinan rilis tahun ini dengan perkiraan harga sekitar US$400 (sekitar Rp6,33 jutaan). Kenaikan harga ini disebabkan adanya peningkatan biaya produksi dan dampak nilai tukar mata uang.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close