SpaceX Dikabarkan Bangun Jaringan Satelit Mata-mata Intelijen AS

Nusantaratv.com - 18 Maret 2024

Penampakan kantor pusat SpaceX di Hawthorne, California, Amerika Serikat, pada 19 September 2018. (Foto: Dok/Mike Blake/Reuters)
Penampakan kantor pusat SpaceX di Hawthorne, California, Amerika Serikat, pada 19 September 2018. (Foto: Dok/Mike Blake/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - perusahaan komunikasi satelit yang berkantor pusat di Hawthorne, California, SpaceX, dikabarkan memiliki kontrak rahasia senilai US1,8 miliar dengan National Reconnaissance Office (NRO) Amerika Serikat (AS) sejak 2021.

Kontrak ini dimaksudkan untuk membangun jaringan "ratusan" satelit mata-mata untuk lembaga tersebut. Dilansir dari The Verge, Senin (18/3/2024), yang mengutip laporan Reuters dari sumber yang tidak disebutkan namanya tersebut.

Laporan dari Wall Street Journal (WSJ) pada Februari telah menyebutkan SpaceX telah mengamankan kontrak rahasia senilai US$1,8 miliar dengan sebuah lembaga pemerintah yang saat itu belum diungkapkan namanya. 

Namun, kini Reuters telah mengungkapkan nama lembaga tersebut adalah National Reconnaissance Office (NRO) Amerika Serikat (AS). Di mana kontrak ini bertujuan membangun jaringan "ratusan" satelit yang memiliki kemampuan penginderaan Bumi yang dapat beroperasi sebagai kelompok di orbit rendah.

Laporan tersebut tidak menyebutkan mengenai kapan jaringan ini akan mulai beroperasi atau perusahaan lain yang terlibat dalam proyek ini. Namun, laporan tersebut mengungkapkan database mengenai objek-objek di luar angkasa mencantumkan satelit-satelit yang dikerjakan SpaceX yang tidak diakui oleh perusahaan dan pemerintah.

Sumber yang dikutip dalam laporan tersebut mengonfirmasi objek-objek tersebut adalah prototipe dari proyek Starshield. SpaceX menjelaskan Starshield sebagai jaringan satelit yang aman serta berfokus pada pemerintah.

CEO Elon Musk, melalui cuitannya, mengumumkan jaringan ini akan dimiliki oleh pemerintah AS dan dikendalikan oleh Department of Defense Space Force. "Pada musim gugur tahun lalu, unit bisnis ini juga telah menandatangani kontrak US Space Force untuk menyediakan komunikasi satelit bagi militer melalui Starlink."

Menurut Reuters, jika kontrak dengan NRO berhasil, hal ini akan secara signifikan meningkatkan kemampuan pemerintah dan militer AS untuk dengan cepat mendeteksi target potensial hampir di mana saja di dunia.

Meskipun juru bicara NRO menolak mengomentari terkait temuan Reuters, lembaga tersebut telah mengkonfirmasi jika mereka sedang berupaya mengembangkan sistem intelijen, pengawasan, dan pengintaian berbasis ruang angkasa yang paling mumpuni, beragam, dan tangguh yang pernah ada di dunia.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close