Nusantaratv.com - Nusa Tenggara Timur (NTT) disebut memiliki potensi pariwisata dengan nilai ekonomi tinggi. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate, peningkatan kualitas pariwisata tidak terlepas dari ketersediaan sumber daya manusia masyarakat lokal yang memadai di bidang digital. Ini yang juga harus dilakukan pemerintah daerah di NTT.
“Marilah kita menyiapkan bersama-sama seluruh infrastruktur digital dan ketersediaan sumberdaya manusia digital di Nusa Tenggara Timur agar semangat dan tujuan (pembangunan) pariwisata mempunyai titik temu dengan kebijakan nasional,” ujarnya dalam Webinar HUT ke-63 Provinsi Nusa Tenggara Timur: Mengembangkan Pariwisata Modern di NTT, Kamis (16/12/2021).
Menteri Johnny menyatakan, kemajuan pariwisata di era disrupsi tidak mungkin dilepaskan dengan digitalisasi. Menurutnya, setelah penyiapan infrastruktur digital maka harus bisa dimanfaatkan masyarakat.
“Setidaknya oleh UMKM, ultra mikro, artisan agar produk-produk yang dihasilkan secara lokal yang memberikan nilai tambah bagi industri pariwisata di Nusa Tenggara Timur. Hasil produk dan karya masyarakat Nusa Tenggara Timur bisa masuk ke marketplace,” tuturnya.
Guna mendukung pengembangan digitalisasi dan nilai tambah pemasaran produk melalui marketplace, Menkominfo menegaskan kebutuhan talenta digital.
“Kita butuh ketersediaan talenta digital yang memadai dan tidak mungkin hasil produk karya masyarakat NTT bisa masuk dalam e-commerce atau marketplace kalau tidak tersedianya talenta digital atau SDM digital yang memadai," jelasnya.
Johnny menyatakan, pemerintah telah menyediakan beragam program untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau talenta digital. Salah satunya, Gerakan Nasional Literasi Digital yang pada awalnya menargetkan 12,5 juta rakyat Indonesia.
“Kini (program) itu bisa direalisasikan hingga mencapai 13 juta partisipan. Saya harapkan untuk masyarakat Nusa Tenggara Timur ambil bagian di dalamnya," tuturnya.
Menkominfo mengakui partisipasi masyarakat Nusa Tenggara Timur dalam program tersebut relatif minim. Menurut Menteri Johnny, dari 13 juta yang disediakan pemerintah, partisipasi masyarakat NTT tidak mencapai 300.000 orang.
"Ini sangat minimal, bahkan hanya 207.000 saja dan ini saya kira akan memberikan kesulitan tersendiri untuk industri pariwisata Indonesia apabila masyarakat Nusa Tenggara Timur mempunyai kecakapan digital yang lemah. Dan ini saya kira akan memberikan kesulitan tersendiri kita untuk industri pariwisata kita apabila masyarakat NTT mempunyai kecakapan digital yang lemah," ungkapnya.
Johnny menjelaskan Program Literasi Digital mempunyai empat kurikulum yang berkaitan dengan digital safety, digital skills, digital ethics, dan digital culture.
“Dengan demikian, kita inginkan agar nanti pemerintah bersama kegiatan-kegiatan sosial di Jawa Timur untuk mendorong agar gerakan yang berbasis rakyat ini, betul-betul diikutsertakan. Rakyat mengambil bagian secara masif di dalamnya,” harapnya.
Di tingkat menegah atau intermediate digital skills, gerakan nasional juga dibangun untuk, para generasi milenial tamatan sekolah menengah atas atau bahkan sarjana-sarjana baru dengan program-program yang luar biasa.
“Cloud computing, internet of thing, big data, coding, augmented reality, virtual reality dan lain sebagainya yang disediakan secara gratis bagi mereka bahkan bisa diikuti secara online untuk 200.000 peserta tahun depan dan tahun ini 100.000 peserta,” jelas Menkominfo.
Untuk di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Menteri Johnny menilai keikutsertaan milenial masih sangat minimal. Oleh karena itu, Menkominfo mengajak kepala daerah untuk ikut aktif mendorong warganya ambil bagian dalam pelatihan talenta digital yang disediakan pemerintah.
“Saya baru saja selesai ikut pertemuan dengan pemerintah daerah di Labuan Bajo beberapa hari lalu. Saya memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dan beserta dinas-dinasnya yang mempunyai komitmen untuk mengikutsertakan 20.000 warga masyarakatnya, para milenialnya,” ungkapnya.
Menkominfo mengharapkan agar pemerintah kabupaten bisa mendorong pelibatan milenial untuk ambil bagian dalam pelatihan yang ada dalam Program Digital Talent Scholarship.
“Saya harapkan ini juga kabupaten-kabupaten yang lain mengambil inisiatif yang sama untuk melibatkan para milenialnya untuk mengambil bagian di dalam menyediakan talenta digital tingkat menengah bagi rakyat di sana,” harapnya.
Selanjutnya, di tingkat mahir atau advance, Menteri Johnny menyatakan Kementerian Kominfo memiliki Program Digital Leadership Academy. Program DLA ini bertujuan untuk menyiapkan policy maker mengambil kebijakan di bidang digital di daerah.
“Program yang kita rancang itu bekerjasama dengan empat universitas dunia, yakni National University of Singapore, Tsinghua University di Beijing, Oxford University di Inggris dan Harvard Kennedy School di Amerika Serikat. Untuk Digital Leadership Academy, saya tentu sangat berharap agar para kepala daerah dan wakilnya, mengambil bagian di dalamnya agar memahami policy making dan kebijakan digital,” jelasnya.
Menteri Johnny mengharapkan dengan mengikuti Program DLA yang disediakan Kementerian Kominfo, pengembangan pembangunan digital di wilayah Nusa Tenggara Timur dapat dilakukan dengan baik dan sinergis dengan kebijakan nasional.
“Dengan mengetahui kebijakannya, makapengembangan pembangunan digital di daerah dapat dilakukansejalan dengan program smart city yang baru saja dikembangkan untuk Destinasi Pariwisata Super Prioritas," ungkapnya.
Menkominfo mengingatkan, pariwisata saat ini merupakan pariwisata khusus yang bernilai tinggi. Menurutnya, Presiden RI mengarahkan, pembangunanNusa Tenggara Timur adalah pariwisata dengan kualitas tinggi. "Dengan membangun kota cerdas yang didukung dengan infrastruktur dan ketersediaan SDM yang memadai, kita harapkan industri pariwisata Nusa Tenggara Timur yang adalah bagian dari belahan surga yang dititipkan di bumi ini bisa kita manfaatkan dengan baik," ungkapnya.
Selain Menkominfo Johnny G. Plate, hadir pula sebagai pembicara dalam webinar itu antara lain Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Laiskodat; Wakil Gubernur NTT, Josef Nai Soi; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno; Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo, Shana Fatina, Managing Director PT Sinarmas, Saleh Husin, serta Anggota DPR RI, Andreas Hugo Pareira dan Ratu Wulla.