Nusantaratv.com - 5G menjadi medan pertempuran tidak hanya bagi produsen smartphone, tetapi juga bagi pemerintah. Tetapi saat ini setelah teknologinya mapan, fokus beralih pada apa yang akan terjadi selanjutnya, yakni 6G. Apa itu 6G?
Dikutip dari GSM Arena, Sabtu (30/4/2022), sejumlah persyaratan kinerja mencakup kecepatan data puncak 1 Tbps (yakni 1.000 kali bandwidth port Ethernet biasa) dan latensi di bawah 100 s (satu per 10.000 detik).
Dibandingkan dengan 5G, jaringan 6G bertujuan untuk memberikan kecepatan data puncak 50 kali lebih tinggi dan mengurangi latensi 10 kali. Di bawah ini adalah grafik dari Samsung yang membandingkan 5G (biru muda) dan target untuk 6G (biru):
Jadi bukan hanya perusahaan, pemerintah Korea Selatan (Korsel) juga memiliki kepentingan utama untuk menjadi pemain kunci di era jaringan seluler berikutnya.
"Ketika berbicara tentang pendorong pertumbuhan ekonomi masa depan, pemerintah saat ini berfokus pada chip non-memori, mobil masa depan dan biotek serta perawatan kesehatan. Pemerintah baru berencana untuk menambahkan komunikasi 6G, baterai sekunder, layar, pertahanan dan kedirgantaraan, pembangkit listrik tenaga nuklir canggih dan konten digital," terang Komite Transisi Kepresidenan Korsel.
Targetnya, prototipe 6G sudah siap pada 2026, sehingga teknologinya bisa siap komersialisasi pada akhir 2020-an atau awal 2030-an. Korsel ingin itu dilakukan sesegera mungkin.
Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan, namun segala sesuatunya tampaknya berjalan dengan cepat. Tahun lalu Samsung mendemonstrasikan transmisi pada 15m. Kemudian, LG memperbaikinya dan berhasil memancarkan sinyal 100m di antara gedung-gedung. Keduanya menggunakan sinyal di atas 100 GHz, jauh lebih tinggi daripada implementasi mmWave saat ini.