Baterai Solid State Aluminium yang Inovatif: Kapasitas 99% Setelah 10.000 Kali Pengisian Daya

Nusantaratv.com - 30 Januari 2025

Baterai ini menggunakan teknologi aluminium-ion yang dilengkapi dengan elektrolit cair berbahan dasar aluminium klorida. (Foto: Gizchina)
Baterai ini menggunakan teknologi aluminium-ion yang dilengkapi dengan elektrolit cair berbahan dasar aluminium klorida. (Foto: Gizchina)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Para ilmuwan baru-baru ini mengembangkan baterai inovatif yang menawarkan daya tahan lebih lama dibandingkan dengan baterai konvensional. 

Setelah melalui 10.000 siklus pengisian daya, baterai ini masih mempertahankan 99 persen kapasitas awalnya. 

Selain itu, efisiensinya tetap lebih dari 99 persen, meskipun baterai lithium-ion sedikit lebih efisien, namun tidak dapat menandingi daya tahan dan stabilitas baterai baru ini.

Keamanan dan Ketahanan Baterai yang Luar Biasa

Dikutip dari Gizchina, Kamis (30/1/2025), baterai ini juga menawarkan tingkat keamanan yang sangat tinggi. Para peneliti menguji ketahanannya dengan cara menusuk, membuat arus pendek, dan memanaskannya hingga 1.000°C. 

Menariknya, baterai ini tidak bocor, terbakar, atau meledak. Bahkan pada suhu ekstrem 200°C, voltase yang dihasilkan tetap stabil, mirip dengan kondisi suhu ruangan. 

Hal ini menjadikan baterai ini jauh lebih aman dibandingkan dengan banyak jenis baterai lainnya.

Baterai ini menggunakan teknologi aluminium-ion yang dilengkapi dengan elektrolit cair berbahan dasar aluminium klorida. 

Meksipun zat ini biasanya dapat menyebabkan korosi yang merusak baterai, para ilmuwan berhasil mengatasi masalah tersebut dengan menambahkan aluminium fluorida dan melapisi elektroda dengan garam khusus. 

Hasilnya, baterai ini berubah menjadi sistem solid-state, mengurangi potensi korosi, dan meningkatkan umur pakainya.

Para peneliti dari Universitas Peking dan Institut Teknologi Beijing juga menyatakan baterai ini sangat ramah lingkungan karena dapat didaur ulang dengan mudah. 

Bahan aluminium fluorida yang digunakan dapat dibersihkan dan dimanfaatkan kembali dalam pembuatan baterai baru, sementara aluminium itu sendiri sangat mudah didaur ulang.

Keterbatasan untuk Penggunaan Perangkat Portabel

Namun, baterai ini memiliki keterbatasan utama terkait dengan kepadatan energi. Dengan kemampuan menyimpan sekitar 150 watt-jam per kilogram, baterai ini hanya memiliki sepertiga hingga seperlima dari kapasitas baterai lithium-ion atau solid-state saat ini. 

Oleh karena itu, baterai ini mungkin tidak ideal untuk perangkat portabel seperti ponsel atau laptop yang membutuhkan daya tinggi dalam ukuran kecil.

Meski demikian, baterai ini berpotensi besar untuk aplikasi stasioner, seperti penyimpanan energi di rumah atau bisnis. 

Meski masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memproduksinya dalam skala besar, keamanannya, daya tahan yang lama, serta kemudahan dalam proses daur ulang membuatnya menjadi penemuan yang sangat menjanjikan.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close