Asteroid dengan Kecepatan 47.950 Km per Jam Nyaris Hantam Bumi

Nusantaratv.com - 02 April 2022

Ilustrasi.  (The Mandarin)
Ilustrasi. (The Mandarin)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Asteroid seukuran gedung pencakar langit yang oleh para ilmuwan dinilai berpotensi bahaya melintasi Bumi pada Jumat (1/4/2022). 

Asteroid yang dinamakan 2007 FF1 ini meluncur melintasi bumi dengan kecepatan  sekitar 47.950 km/jam, seperti dikutip dari Live Science, Sabtu (2/4/2022). Batu luar angkasa ini melintasi Bumi dalam jarak kira-kira 4,6 juta mil (7,4 juta km) dari Bumi atau sekitar 30 kali jarak rata-rata antara Bumi dan Bulan.

Berdasarkan informasi dari Jet Propulsion Laboratory NASA di California dan International Astronomical Union, lintasan asteroid ini merupakan yang terdekat dengan Bumi sejak penemuan asteroid pada 2007. 

Asteroid 2007 FF1 ini merupakan asteroid kelas Apollo, yang mengorbit matahari dan melintasi jalur orbit Bumi. Asteroid 2007 FF1 mengorbit matahari setiap 684 hari serta sering kali datang dalam jarak beberapa puluh juta mil dari Bumi.

Pendekatan terakhi asteroid 2007 FF1 ini terjadi pada Agustus 2020, yang berjarak 10,8 juta mil (17,3 juta kilometer) dari Bumi dengan kecepatan sekitar 29.800 mph (47.950 km per jam), menurut SpaceReference.org.

Dengan diameter antara 110 dan 200 meter, asteroid ini dianggap berpotensi berbahaya karena ukurannya dan jaraknya yang relatif dekat dengan Bumi. Namun, proyeksi jalur asteroid selama beberapa dekade mendatang menunjukkan bahwa itu tidak akan datang lebih dekat dari ini di masa mendatang. 

Menurut SpaceReference.org, pendekatan terdekat berikutnya diperkirakan terjadi pada 2 April 2037, ketika asteroid akan mencapai jarak minimum ke Bumi sekitar 4,9 juta mil (7,9 juta kilometer). 

NASA dan badan antariksa lainnya memantau objek dekat Bumi ini dengan cermat. Pada November 2021, NASA meluncurkan pesawat ruang angkasa yang membelokkan asteroid yang disebut Double Asteroid Redirection Test (DART).

DART akan menghantam asteroid Dimorphos selebar 530 kaki (160 meter) pada musim gugur 2022. Tabrakan itu tidak akan menghancurkan asteroid, tetapi hanya akan mengubah jalur orbit batu sedikit. Misi ini akan membantu menguji kelayakan defleksi asteroid, jika beberapa asteroid di masa depan menimbulkan ancaman bagi Bumi.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close