Nusantaratv.com - Airbus sedang menguji serangkaian teknologi otonom baru yang diklaim memiliki potensi untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi penerbangan.
Teknologi otonom ini disebut sebagai proyek DragonFly Airbus. Seperti dikutip dari The Verge, Sabtu (14/1/2023), pengujian ini termasuk pengalihan darurat otomatis dalam penerbangan, pendaratan otomatis, dan bantuan berjalan ke landasan terbang.
Perusahaan itu sedang menguji fitur-fitur baru menggunakan pesawat A350-1000 di Bandara Toulouse-Blagnac, yang merupakan lokasi uji coba Airbus.
Eksperimen ini sedang dilakukan oleh Airbus UpNext, anak perusahaan raksasa kedirgantaraan yang memvalidasi teknologi baru sebelum meluncurkannya ke armada yang lebih luas.
Nama DragonFly memiliki arti. Airbus mengatakan teknologi itu dimaksudkan untuk meniru kemampuan serangga untuk mengenali lokasi tertentu.
Tujuannya adalah untuk menggunakan kemampuan ini dalam membantu pesawat berjalan secara mandiri sebelum lepas landas, menangani insiden ketika awak kru mungkin tidak mampu, dan melakukan lepas landas serta pendaratan otomatis.
"Pengujian ini adalah salah satu dari beberapa langkah dalam penelitian metodis teknologi untuk lebih meningkatkan operasi dan meningkatkan keselamatan," kata Isabelle Lacaze, Kepala Demonstran DragonFly, Airbus UpNext, dalam pernyataannya.
"Terinspirasi oleh biomimikri dan alam dengan cara yang sama seperti capung diketahui memiliki kemampuan untuk mengenali landmark, sistem yang sedang dikembangkan dirancang untuk mengidentifikasi fitur di lanskap yang memungkinkan pesawat untuk 'melihat' dan bermanuver dengan aman secara mandiri di lingkungannya," lanjutnya.
Selama pengujian, pesawat eksperimental Airbus mampu mengenali dan merespons kondisi eksternal, seperti zona penerbangan, medan tertentu, dan cuaca.
Pesawat menghasilkan jalur penerbangan baru dan mengkomunikasikan informasi ini ke kontrol lalu lintas udara dan operator bandara lainnya, semuanya secara mandiri.
Airbus UpNext menggunakan data dari pengujian ini untuk mempersiapkan algoritme berbasis visi komputer generasi berikutnya untuk memajukan bantuan pendaratan dan berjalan.
Artinya, dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, kita dapat melihat pesawat dengan lebih banyak fitur otomatis daripada model sebelumnya.
Perusahaan asal Prancis itu juga mengungkapkan persiapannya untuk masa depan. Airbus telah mendanai beberapa proyek lepas landas dan mendarat vertikal listrik (eVTOL) selama bertahun-tahun, termasuk Vahana dan CityAirbus.
Vahana adalah demonstran eVTOL pilot tunggal berbentuk telur, sedangkan CityAirbus dapat membawa empat penumpang dan memiliki jangkauan 60 mil. Perusahaan ini juga bekerja sama dengan startup lidar Luminar guna menemukan aplikasi untuk kemampuan pemetaan 3D sensor laser.