Nusantaratv.com - Perhelatan BLiSPI Youth Cup U-15 Road to Vietnam and Thailand 2023 di Gresik, Jawa Timur, 19-21 Mei mendapat apresiasi dan penilaian positif dari mantan pemain tim nasional Indonesia Widodo Cahyono Putro.
Menurut pemain yang terkenal dengan gol tendangan salto yang cantik ke gawang Kuwait di ajang Piala Asia 1996 ini, event sepak bola usia muda yang digelar Badan Liga Sepakbola Indonesia (BLiSPI) sangat bermanfaat untuk mencetak pemain-pemain handal yang kelak membela tim nasional Indonesia.
“Adanya kegiatan BLiSPI ini tentu sangat bagus untuk pembinaan di usia muda. Karena kita tidak bisa melepaskan keterkaitan sepak bola senior dan kejuaraan di atasnya dengan pembinaan sepak bola usia muda,” kata Widodo C Putro saat ditemui di Lapangan Banjarsari, Gresik yang menjadi salah satu lapangan pendukung gelaran BLiSPI Youth Cup U-15 Road to Vietnam and Thailand, Sabtu (20/5/2023). Widodo hadir di lapangan untuk mendukung anak-anak binaannya di Akademi Wahana Cipta Pesepakbola (WCP) yang berlaga di Grup D.
“Sebab dari event seperti inilah kita mengetahui talenta-talenta sepak bola usia muda Indonesia. Pasti akan kelihatan,” imbuh mantan pelatih klub Liga 1 Bhayangkara FC ini.
Peran dan dedikasi forum atau organisasi sepak bola usia muda seperilti Blispi, kata Widodo, harus sinergis dengan tindaklanjut dari PSSI atau Pemerintah.
“Jangan putus. Ini usia 2008 nanti mungkin naik lagi di 2006 atau 2007. Terus dan berjenjang,” ujarnya.
Widodo berharap bukan hanya BLiSPI tetapi event Suratin juga Elite Pro Academy (EPA) juga dapat digelar secara berkesinambungan. Termasuk program Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP).
“PPLP cukup bagus begitu juga dengan Diklat. Saya sih berharap pemerintah mengoptimalkan lagi itu di masing-masing provinsi. Jadi di situ akan kelihatan nanti bibit-bibit pemain bola yang bagus,” tuturnya.
Terkait kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di sepak bola khususnya unsur pelatih, Widodo menilai jumlah pelatih berlisensi di Indonesia sudah cukup banyak. Apalagi PSSI semakin gencar mengadakan kursus-kursus pelatih yang diketuai mantan pemain timnas Yeyen Tumena.
“Sekarang juga sedang berlangsung kursus pelatih A Pro dan C di daerah-daerah,” terangnya.
Widodo melihat persoalan ketersediaan dan kualitas infrastruktur masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) dalam sistem pembinaan sepak bola usia muda di Indonesia. Guna menjawab hal ini, sambung Widodo, Pemerintah Daerah harus berperan.
“Seperti di Gresik ini, cukup progresif untuk usia muda. Karena Pemerintah Daerahnya cukup berperan. Ada dana dari pusat dimanfaatkan betul untuk infrastruktur sepak bola,” kata Widodo.
“Karena manfaatnya sangat luas. Tidak hanya pembinaan tetapi masyarakat juga untuk masyarakat sekitar. Ini akan menimbulkan animo dan nantinya akan kelihatan siapa yang berpotensi,” tambahnya.
Widodo kembali menekankan pentingnya dukungan sarana dalam pembinaan sepak bola.
“Kalau tidak ada sarana pasti pemain akan malas. Tetapi kalau ada sarana bisa menunjang pemain dalam menempa kualitasnya,” tukasnya.
Pesan untuk Pemain Usai Muda
Selepas tidak lagi merumput, mantan pemain yang telah 55 kali membela timnas pada kurun 1991-1999 ini kemudian mendirikan akademi sepak bola yang diberi nama Wahana Cipta Pesepakbola (WCP) pada 2011.
Di WCP, Widodo membina para pemain dari berbagai lapis usai. Mulai dari usia dini hingga senior.
WCP terbilang sukses dalam melakukan pembinaan karena berhasil mencetak pemain berkualitas yang terpilih menjadi skuad Timnas. Salah satunya adalah Dimas Drajad pemain timnas U-19 pada era 2013.
Kunci sukses seorang pemain, kata Widodo, bisa tercapai jika pemain punya niat dan tekad kuat serta didukung oleh orang tua.
“Harus gigih dan tekun dalam berlatih,” tukasnya.
Widodo mengimbau para pemain sepak bola usia muda untuk tidak terlalu banyak menggunakan waktunya dengan bermain handphone atau gadget.
“Sekarang ini kebanyakan anak-anak usia muda banyak main gadget. Mereka banyak main game. Sebaiknya dikurangi. Kalau mau main game sewajarnya saja,” imbaunya.
“Para pemain sepak bola usia muda justru harus lebih banyak lihat aplikasi tentang bola. Justru itu yang lebih penting. Jadi harus ada niat dan tekad kuat dari diri mereka. Latihannya juga harus tekun dan sering. Kalau berlatih seminggu tiga kali saya kira kurang. Pemain harus punya inisiatif dan kemauan sendiri untuk menambah jam berlatihnya dengan juggling atau yang lainnya,” pungkasnya.