Perjuangannya demi mengikuti seleksi “The Next Gen Bali” ini sendiri bisa terbilang tidak mudah. Mang Adi yang berdomisili di Jembrana harus rela menempuh perjalanan pulang pergi yang cukup melelahkan ke Pantai Purnama, Gianyar.
Dari tiga hari seleksi mulai hari Rabu (20/7) hingga Jumat (22/7) Mang Adi harus berangkat dari rumahnya sejak dini hari, tepatnya pukul 02.00 WITA untuk sampai ke lokasi Training Center Bali United di Pantai Purnama.
Beruntung baginya memiliki sosok yang selalu setia menemaninya. Dia adalah Coach Dwi yang merupakan pelatihnya di tim Gadjah Mada Bali Football Academy. Tidak hanya sekadar mengantarkan Mang Adi, ternyata sang pelatih juga rela membantu menyediakan segala kebutuhan seleksinya.
Mulai dari sepatu, kaos kaki, hingga deker yang dikenakan Mang Adi merupakan milik dari Coach Dwi. Hal itu menunjukkan bahwa sang pelatih adalah seorang yang sangat berdedikasi dan tulus mendukung mimpi anak asuhnya.
“Sepatu saya rusak dan ingin beli yang baru. Untuk uang ada, tetapi masih kurang. Bersyukur Coach Dwi punya sepatu dan mau meminjamkan. Kaos kaki dan deker juga pinjam dengan Coach Dwi. Sempat minder dengan teman-teman di sini, tapi saya berusaha untuk nantinya bisa beli sepatu baru,” ujar Mang Adi sembari tersenyum.
Perjuangan Mang Adi untuk menunjukkan performa terbaiknya di atas lapangan hijau bukan hanya ditunjukkan untuk meyakinkan para pelatih Bali United Youth saja. Namun, juga demi meyakinkan sang kakak yang masih melarang adiknya ini untuk bermain bola.
Bayang-bayang cedera yang pernah Mang Adi alami masih membekas dalam benak sang kakak. Namun sekali lagi, SMP Negeri 3 Melaya itu adalah seorang yang punya tekad yang kuat.
Berkat keteguhan serta usaha tidak kenal lelah untuk berlatih, secara perlahan sang kakak mulai luluh dan mengizinkannya menekuni olahraga si kulit bulat ini.
“Ingin menunjukkan ke orang tua dan kakak. Kakak sebenarnya juga tidak mengizinkan dan sangat melarang saya bermain bola karena saya sempat cedera. Namun, saya terus bicara dengan dia kalau memang ini hobi, ingin menunjukkan ke orang tua, dan sukses bermain bola. Bersyukur sekarang sudah mulai didukung meskipun masih was-was,” terang Mang Adi.