Target Cetak Juara Dunia Baru, Martin Daniel Tak Cari Lawan Ayam Sayur

Nusantaratv.com - 24 Juli 2022

Promotor tinju profesional dan pemilik Navaz Boxing Camp, Martin Daniel / Foto: Arf18
Promotor tinju profesional dan pemilik Navaz Boxing Camp, Martin Daniel / Foto: Arf18

Penulis: Arfa Gandhi

Nusantaratv.com - Olahraga tinju di Indonesia memang tak sepopuler sepak bola dan bulutangkis. Akan tetapi, tinju sudah menyedot perhatian masyarakat di Tanah Air sejak tahun 80-an.

Tercatat ada delapan petinju asal Indonesia yang sukses meraih gelar juara dunia. Diawali dari Ellyas Pical pada tahun 1985-1987 dan ditutup oleh Ongen Saknosiwi pada tahun 2019 lalu. Sejak itu Indonesia belum lagi memiliki juara dunia.

Dalam dunia tinju, terdapat beberapa organisasi utama yang memberikan gelar juara dunia, seperti World Boxing Council (WBC), World Boxing Association (WBA), International Boxing federation (IBF), dan World Boxing Organization (WBO).

Untuk memperebutkan gelar tersebut, para promotor tinju diseluruh penjuru dunia tentunya saling berlomba-lomba mengorbitkan petarungnya.

Di Indonesia, ada nama Martin Daniel Promotions (MDP) yang gencar menggelar pertarungan tinju dengan target mengorbitkan juara dunia baru di Indonesia.

Terdekat, MDP bakal menggelar Big Fight 20 yang berlangsung di Jakarta pada bulan Agustus mendatang, setelah sebelumnya menyajikan pertarungan bertajuk Big Fight 19 yang berlangsung di Canggu, Bali, 14 Mei 2022 lalu.

Pada Big Fight 19, dua petinju Indonesia dari sasana Navaz Boxing Camp, Aser Kewas Tuama dan Jufri Kakauhe sukes menumbangkan petarung asal Thailand. Kemenangan itu juga membuat Aser menyabet sabuk juara WBC Asia Silver kelas terbang (50,8 kg) 10 ronde, sedangkan Jufri meraih juara WBA Asia South kelas bulu (57,1 kg).


Sebagai promotor tinju, Martin pun mengungkapkan alasan dirinya begitu intens menggelar pertandingan. Menurutnya, pertarungan dengan ajang Internasional dapat mengorbitkan juara dunia baru untuk Indonesia.  

"Kenapa Martin Daniel sangat begitu intens mengadakan pertandingan-pertandingan dengan lawan yang selektif, karena kembali lagi saya harus sampaikan jika petinju kita kalau mau bicara banyak di kancah Internasional maupun dunia, kita harus pertemukan atau bertanding dengan petinju-petinju yang lawanya jangan ayam sayur, harus betul-betul berkualitas dan teruji agar dia menang dengan lawan yang berkualitas dan sepadan," kata Martin.

Pemilik sasana Navaz Boxing Camp itu juga memiliki target besar, yakni bisa melahirkan calon juara dunia baru di Indonesia dari empat kelas great A dunia, yakni WBA, WBC, IBF dan IBO. Apalagi, masyarakat Indonesia juga sudah rindu dengan gelar juara dunia dari Tanah Air.

"Di tahun 2023 kami sudah harus ada juara baru, juara dunia tentunya yang lahir dari WBA, WBC, IBF dan IBO karena ini empat kelas yang betul-betul great A nya di dunia. Kalau kita bisa melahirkan salahsatu dari empat kelas ini akan sangat luar biasa," ujar Martin.

Saat ini, lanjut Martin Daniel, di Navaz Boxing Camp ada nama Aser Kewas Tuama dan Jufri Kakauhe yang mampu tampil ganas dan memiliki mental sebagai juara dunia. Meski begitu, Ia juga tak menutup kemungkinan lahirnya sang juara dari berbagai sasana di Indonesia.

"Saat ini ada nama-nama seperti Aser, Jufri, Patrick dan petinju-petinju yang lain dan tidak menutup kemungkinan juga akan lahir juara dunia yang baru dan masih banyak petinju Indonesia calon-calon juara baru. Intinya darimana saja petinjunya yang penting jika sudah berbicara merah putih kita tidak terbatasi oleh tempat dimana dia bernaung, yang penting kita satu tujuan melahirkan juara baru mengharumkan nama Indonesia," tegas Martin.

Sebagai Informasi, sepanjang sejarah Indonesia sudah memiliki 8 petinju yang pernah menang dalam ajang kejuaraan dunia.


1.Ellyas Pical merupakan petinju pertama Indonesia yang dapat memenangkan gelar juara dunia kelas bantam junior IBF pada tahun 1985-1987.

2. Nico Thomas, petinju asal Ambon ini memenangkan juara dunia pada kelas terbang mini IBF pada tahun 1989.

3. Suwito Lagola adalah petinju Indonesia yang berasal dari Sumatera Utara. Ia pernah menang sebagai juara dunia di kelas welter WBF pada tahun 1995-1997.

4. Ajib Albarado atau Ahmad Tajid adalah petinju asal Surabaya yang pernah menyabet gelar juara dunia pada kelas welter junior WBF pada 1996-2000 usai mengalahkan petinju FIlipina, Dindo Canoy.

5. Muhammad Rachman pernah mendapatkan gelar juara dunia pada kelas yang palig ringan, yaitu kelas terbang mini IBF pada 2004-2007 dan 2011.

6. Chris John merupakan petinju dengan gelar juara dunia terlama di Indonesia. Ia menyandang gelar juara dunia pada kelas bulu WBF selama 10 tahun, yaitu dari 2003 hingga 2013.

7. Daun Yordan pernah memenangkan juara dunia pada kelas yang berbeda, juara dunia di kelas bulu (featherweight) versi IBO (2012-2013), juara dunia di kelas ringan (lightweight) versi IBO (2013), dan juara dunia di kelas ringan super (super lightweight) versi IBA (2019).

8. Ongen Saknosiwi merupakan prajurit TNI yang sukses merebut sabuk lowong usai mengalahkan Marco Demecillo pada 17 November 2019 lalu. Kemenangan ini juga membuat Ongen menjadi juara dunia tinju Kelas Bulu IBA.

Sebelumnya, petinju kelahiran Maluku itu juga pernah menaklukkan Nanthawat Maolichat untuk menjadi juara Kelas Bulu WBC Asian Boxing Council Continental.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close