Nusantaratv.com - Pesepak bola kerap kali memiliki ritual unik jelang berlaga di atas lapangan hijau.
Mulai dari menelpon orang-orang terkasih, menolak untuk berbicara, hingga ada yang terbilang "nyeleneh" dan konyol.
Namun, terdapat satu ritual yang terbilang ikonik hingga saat ini.
Kecupan hangat Laurent Blanc ke kepala pelontos Fabian Barthez dalam gelaran Piala Dunia 1998 akan selalu dikenang oleh para pecinta sepak bola di dunia.
Baik sebelum maupun sesudah laga, Blanc akan selalu menghampiri rekannya tersebut untuk menciumnya.
Aksi tersebut memang terlihat konyol bagi banyak orang. Namun, skuad Les Blues saat itu percaya bahwa ciuman tersebut membawa keberuntungan.
Prancis tidak terkalahkan di fase penyisihan grup bahkan hingga mampu menaklukkan Brasil 3-0 di partai pamungkas.
Hasil tersebut membuat Les Blues sukses menjuarai Piala Dunia 1998.
Barthez pun tampil moncer dengan hanya kebobolan 5 gol sepanjang turnamen dan menjadi kiper terbaik.
Ternyata, ritual serupa tidak hanya dilakukan oleh dua penggawa Les Blues tersebut.
Gelandang bertahan Bali United, Brwa Nouri pun melakoni hal serupa.
Bedanya, pemilik nomor punggung 6 tersebut melakukannya bukan kepada rekan setimnya, melainkan dengan kitman Serdadu Tridatu, I Wayan Suarjana.
Pemain asal Irak tersebut kerap mencium kening sang kitman yang akrab disapa Ruet itu selepas melakukan meditasi.
"Nouri sebelum pertandingan pasti dia meditasi dulu, semenit atau dua menit. Terkadang dia juga nyium kening saya juga," ungkap Ruet terkekeh.
Ruet pun mengungkapkan alasan di balik aksi Nouri tersebut.
Ternyata, kitman berusia 38 tahun tersebut menjadi sosok di balik moncernya performa Nouri bersama Serdadu Tridatu.
Pemain yang didatangkan Bali United dari klub Ostersund pada 2018 tersebut sempat sulit beradaptasi di awal kedatangannya.
Berkat saran dari Ruet, Nouri dapat menyatu dengan skuad Bali United dan menunjukkan performa terbaiknya.
"Waktu awal dia datang, saya sempat kasih dia nasihat untuk mengubah gaya mainnya. Saya bilang, kamu punya kualitas, pernah main di liga Eropa, dan main lawan Arsenal. Kalau kamu main stylish seperti di Eropa di sini (Liga 1) yang lebih banyak lari dan mengutamakan fisik, sering benturan, kamu tidak bisa dan akan kesulitan, perlu waktu lama untuk adaptasi. Kamu harus ubah gaya main kamu dan lebih kerja keras," ungkap Ruet.
"Nanti kamu lihat juga wasit di sini berbeda jauh dengan di Eropa. Kamu dilanggar dari belakang, wasit tidak akan tiup peluit," imbuhnya.
Selama empat tahun membela Bali United, Nouri berhasil menjadi pemain kunci bagi Serdadu Tridatu.
Sepanjang Liga 1 2021/2022, pemain berusia 35 tahun tersebut turun sebanyak 30 kali dan mencatat satu gol serta tiga assist.
Ia pun telah mengoleksi 2 gelar juara Liga 1 musim 2019 dan 2021.