Polisi Diduga Pukul dan Injak Pemain Liga 3

Nusantaratv.com - 21 Februari 2022

Ilustrasi polisi. (Net)
Ilustrasi polisi. (Net)

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Sebuah video setelah pertandingan Liga 3 antara Persikasi Bekasi dan Karo United di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (20/2/2022), viral di media sosial (medsos).

Pelatih Persikasi, Heriyanto, menjelaskan peristiwa dalam laga babak 32 besar Liga 3 2021/2022 itu terjadi lantaran kesalahpahaman. Pemain ingin minta klarifikasi, tetapi dianggap ingin memukul wasit.

"Polisi ini sebenarnya mengamankan pertandingan, cuma salah persepsi saja. Pada saat pertandingan selesai, pemain kita kan bukannya kejar wasit," ujar Heriyanto, Senin (21/2/2022).

"Pemain kita minta klarifikasi, kenapa sampai terjadi banyak kejanggalan dalam pertandingan tersebut. Sampai kita dihukum penalti, pelanggaran-pelanggaran yang tidak jelas," imbuhnya.

Menurut Heriyanto, sesuai pertandingan wasit lari dari tengah lapangan pertandingan. Saat itu pemain Persikasi memang mendekatinya. Karena lari menghindar, pemain ikut berlari mengejar.

Melihat pemain Persikasi mengejar wasit, polisi yang berjaga di lapangan langsung mengamankan. Pemain yang mengejar diadang. Pada saat pengadangan tersebut diduga terjadi sebuah tindak kekerasan.

"Polisi salah, disangkanya kita mau kejar wasit, mau pukuli wasit. Ditahanlah pemain kita. Nah, ofisial dari kita lari kejar. Akhirnya diadang polisi ramai-ramai. Pemain kami yang namanya Daffa melerai," ucapnya.

"Saat itu dia kelihatan diinjak dan ditonjok. Itu yang membuat marah pemain-pemain kami. Akhirnya kami minta klarifikasi ke pihak keamanan, minta tanggung jawab. Tanggapannya tetap saja kami yang salah," sambungnya, mengutip CNNIndonesia.com.

Heriyanto mengatakan, tak akan melaporkan kejadian tersebut kepada polisi. Ini karena pihaknya tak tahu siapa yang melakukan pemukulan, karena situasinya memang tidak kondusif.

Itu keputusannya sebagai pelatih. Namun Heriyanto menyatakan tak keberatan jika pengurus Persikasi akan melakukan langkah hukum. Menurutnya, kejadian ini seharusnya menjadi cambuk bagi PSSI untuk memperbaiki diri.

"Ini bukan sekali dua kali, mungkin di setiap putaran liga amatir seperti itu. Jadi kita berbicara minta perbaikan wasit. Netral saja. Okelah, 60-40 (keberpihakan) jangan sampai 70-30," kata Heriyanto.

"Di sepak bola amatir tidak ada duitnya. Kita mempersiapkan tim dari jauh-jauh hari. Kita habis materi yang tidak terduga, tapi kadang-kadang kita dibunuhnya dua kali 45 menit. Kasihanlah," tandasnya.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close