Nusantaratv.com - Timnas Indonesia Putri U-17 melakoni laga Piala Asia Wanita U-17 2024 dengan hasil kurang memuaskan.
Pertama, Claudia Scheunemann dan kawan-kawan kalah 1-6 dari Filipina. Lalu, dicukur Korea Selatan (Korsel) dengan skor telak 0-12.
Timnas Indonesia Putri U-17 hanya menyisakan satu laga lagi, melawan Korea Utara, pada Minggu (12/5/2024).
Namun, dua kekalahan berturut-turut di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, membuat Garuda Pertiwi harus tersingkir dari kompetisi.
Indonesia sendiri tampil dalam ajang ini karena sebagai tuan rumah. Sehingga partisipasi Indonesia pada event ini disebabkan posisinya sebagai tuan rumah.
Mantan pelatih timnas putri Indonesia, Rully Nere mengaku, dirinya tidak terlalu terkejut dengan hasil yang didapat timnas Putri Indonesia U-17.
"Kalau melihat hasil dua pertandingan timnas Indonesia Putri saya tidak kaget. Karena kita tahu sepak bola wanita di Indonesia tidak punya kompetisi. Kalau tidak ada kompetisi, bagaimana kita bisa menghasilkan prestasi. Lewat kompetisi kita bisa melahirkan pemain-pemain yang berkualitas," ujar Rully Nere saat menjadi narasumber pada program NTV Sport di Nusantara TV, Jumat (10/5/2024).
Dia mengakui, sangat sulit mencari pemain sepak bola wanita di Indonesia. Sebab, hanya beberapa daerah yang memiliki SSB (Sekolah Sepak Bola) yang bisa menggulirkan kompetisi.
"Di daerah-daerah lain tidak ada kompetisi. Ini yang menjadi menghambat sepak bola di Tanah Air kita terutama sepak bola wanita. Sebelumnya mungkin ada turnamen sepak bola Pertiwi Cup dan Kartini Cup. Karena dengan adanya turnamen-turnamen itu kita bisa melihat pemain-pemain potensial, yang bisa direkrut menjadi pemain nasional," sambungnya.
Menurutnya, seleksi yang dilakukan untuk mencari pemain sepak bola wanita yakni dengan mengunjungi sejumlah daerah di seluruh Nusantara.
"PSSI melakukan komunikasi ke Asprov (Asosiasi Provinsi) PSSI. Kemudian mereka melalui SSB atau perkumpula sepak bola yang ada di daerah hadir. Lalu melihat pemain-pemain tersebut. Kalau ada yang bagus diambil, kemudian dipanggil untuk seleksi di tim nasional," tambah Rully Nere.
Terkait proses pencarian bibit pesepak bola Wanita, diakui pria kelahiran Papua, 66 tahun silam itu, PSSI telah melaksanakan dengan baik, namun masih belum maksimal.
"Harusnya membuat kompetisi. Kalau dengan adanya kompetisi, baru bisa dilihat pemain-pemain berbakat, kemudian diambil dan dilatih. Jadi selama belum ada kompetisi maka tidak bisa berjalan dengan baik," tukas Rully Nere.