Nusantaratv.com - Dunia sepak bola Tanah Air menjadi sorotan dengan kehadiran sejumlah pemain naturalisasi yang memperkuat timnas Indonesia.
Lantas, apakah ini akan menjadi sebuah strategi baru PSSI atau hanya sebagai sebuah jalan pintas?
Pendiri Asosiasi Sekolah Sepak Bola Indonesia (ASSBI) Taufik Jursal Effendi menilai positif kehadiran pemain naturalisasi.
Menurutnya, persoalan naturalisasi harus dilihat secara utuh. Yakni terkait target PSSI di bawah kepengurusan Erick Thohir sebagai ketua umum.
Selain itu, kata Taufik, soal kompetisi dan jenjang pembinaan di Indonesia yang belum berjalan secara maksimal sesuai dengan struktur kompetisi yang biasa dilakukan di negara-negara yang sudah maju sepak bolanya.
"Hal ini menentukan jawaban soal naturalisasi. Secara menyeluruh, hadirnya konsep diaspora atau naturalisasi yang dilakukan PSSI saat ini, sudah terlihat tim Garuda Muda Indonesia mampu memberikan tampilan yang berbeda," ujar Taufik saat menjadi narasumber pada program NTV Sport di Nusantara TV pada Rabu (15/5/2024).
Dia mengatakan, Shin Tae-yong berhasil menghadirkan permainan sepak bola modern yang belum pernah didapatkan para pemain Indonesia sebelumnya
"Ketika dia melatih beberapa pemain Indonesia pada 2019, belum ada pemain naturalisasi di sana. Hadirnya pemain naturalisasi ini membuat kekuatan timnas berbeda dengan tampilan-tampilan sebelumnya. Coach Shin Tae-yong ini bukan 'kaleng-kaleng", dan tidak semua pemain timnas U-23 diisi pemain naturalisasi," sambungnya.
Di sisi lain, Taufik menyebutkan, kompetisi di Indonesia belum berjalan secara maksimal, sementara Shin Tae-yong ingin membawa Indonesia menjadi tim sepak bola yang disegani dengan cara bermain yang diterapkannya.
"Tidak mungkin pelatih itu tidak membuat strategi, dan perencanaan siapa yang akan menempati tiap posisi yang dibutuhkan. Jadi, apa yang dilakukan kepengurusan saat ini adalah jalan yang paling tepat," imbuhnya.
Taufik menegaskan, dirinya tidak sepakat jika naturalisasi dianggap sebagai jalan pintas. "Saya orang pertama yang menentang naturalisasi ketika 2004 di eranya Pak Nurdin Khalid. Kenapa waktu itu saya menentang naturalisasi? Karena kita tidak memiliki basis kuat untuk memilih pemain-pemain, dan tidak menghasilkan apa-apa."
"Sedangkan Shin Tae-yong sebelum melakukan naturalisasi, sebelum mengambil pemain-pemain diaspora, dia sudah menganalisa, termasuk posisi-posisi pemain yang sangat dibutuhkan, dan ini terbukti. Contohnya penjaga gawang tidak tergantikan, dia mampu untuk mengatasi persoalan sepak bola modern di sana. Begitu juga Marcelino (Ferdinan), Pratama Arhan, dan Rizky Ridho, dan pemain lainnya, tetap bermain."
"Jadi naturalisasi itu bukan merupakan barang haram, tapi bagaimana menjadi kekuatan baru sepak bola di Indonesia, sehingga terlihat Garuda-Garuda Muda berubah cara bermainnya," tambah Taufik.
Dia menilai, tugas berat yang harus dilakukan adalah mengembangkan pemain-pemain muda yang ada saat ini.
"Itulah perlunya kompetisi berjenjang. Sekarang saatnya men-support PSSI. Kita jangan lagi bicara dilema naturalisasi, tapi bagaimana Askot (Asosiasi Kota) dan Asprov (Asosiasi Provinsi) PSSI bisa menggelar kompetisi," tukas Taufik.