Nusantaratv.com-PSSI melalui Timnas Indonesia akhirnya bisa membuat masyarakat di Tanah Air bangga.
Diawali dengan sukses Timnas U23 menembus semi final Piala Asia 2024 dan nyaris lolos ke Olimpiade 2024 di Paris. Dilanjutkan dengan keberhasilan Timnas Senior melaju ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia.
Tapi soal sepak bola bukan hanya tentang tim nasional. Masih banyak bidang lain yang juga harus dibenahi dan ditingkatkan kualitasnya.
Bahkan analis sepak bola sekaligus Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali mengaku telah mewanti-wanti Ketua Umum PSSI Erick Thohir bahwa ada lima tantangan di sepak bola Indonesia yang jika tidak segera ditangani, sewaktu-waktu bisa meledak di tangan Erick.
"Ketika Pak Erick terpilih sebagai Ketua Umum PSSI saya sampaikan lima pesan, lima bom waktu yang sewaktu-waktu bisa meledak di tangan Erik Tohir," kata Akmal Marhali saat hadir sebagai narasumber dalam Dialog NTV Prime bertajuk 'Gebrakan Bola Erick Thohir di NusantaraTV, Jumat (21/6/2024).
Akmal pun membeberkan lima tantangan sekaligus bom waktu di sepak bola Indonesia.
"Pertama soal regulasi soal statuta kemudian dan soal aturan-aturan PSSI," bebernya.
Kedua, terkait dengan kompetisi dan pembinaan usia muda.
Ketiga, terkait dengan jual beli klub dan juga cross ownership atau kepemilikan ganda klub.
Kemudian yang keempat, terkait dengan tim nasional Indonesia.
"Yang terakhir tentang pembenahan ekosistem sepak bola Indonesia," ujarnya.
"Lima hal ini kalau kemudian tidak dibenahi satu-persatu bisa salah satunya meledak," imbuhnya.
Salah satunya misalnya, kata Akmal, tim nasional kita lagi bagus. Sehingga kemudian tidak meledak.
Erick Thohir bahkan diberikan apresiasi oleh masyarakat karena mampu mengerek tim nasional kita dari tadinya peringkat 179 sekarang 134.
"Loncatan yang begitu bagus," kata Akmal.
Namun soal kompetisi saat ini masih jadi PR terberat. Menurut Akmal, kalau PR terkait kompetisi tidak ditangani dengan baik ini akan menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja.
"Misal ketika eranya Pak Mochamad Iriawan tiba-tiba ada Kanjuruhan. Akhirnya Pak Mochamad Iriawan lengser," ungkapnya.
"Problem-problem ini yang harus dibenahi oleh PSSI saat ini," tandasnya.
PSSI Solid?
Lantas bagaimana dengan soliditas kepengurusan PSSI di bawah komando Erick Thohir untuk bisa menangani dengan baik lima tantangan tersebut?
"Kalau bicara apakah PSSI saat ini solid, pasti kalau bicara solid setiap orang punya pemikiran berbeda-beda. Ini kan dinamika. Karena mereka yang masuk ke PSSI bukan atas pilihan Erick Thohir. Mereka mencalonkan diri dengan visi misi masing masing," ujarnya.
Artinya Erick Thohir tidak bisa memilih 'orang-orangnya' semua?
"Bisa. Bisa untuk hal-hal yang sifatnya teknis. Tapi kalau kemudian misal untuk mengganti Sekjen saja, ketua Umum PSSI harus berkoordinasi dan juga harus merapatkan dulu dengan Exco. Karena ini kan sifatnya kolektif kolegial," terang Akmal.
Dengan sistem kolektif kolegial yang berlaku di PSSI, Erick Thohir tidak bisa memutuskan seorang diri figur tertentu sebagai Sekjen PSSI. Karena bisa saja ditolak oleh para anggota Komite Eksekutif PSSI lainnya.
"Bisa jadi ada yang nolak dari Exco. Ada 15 Exco yang kemudian bisa salah satunya menolak atau separuh menolak itu tidak korum. Maka tidak akan dipilih," pungkasnya.