Nusantaratv.com-Keputusan PSSI menaikkan harga tiket pertandingan Timnas Indonesia melawan Irak pada Kamis (6/6/2024) dan Filipina pada Selasa (11/6/2024) dalam lanjutan di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia menuai polemik.
Pasalnya, harga tiket yang dipatok PSSI untuk dua laga tersebut dinilai terlalu mahal. Bahkan Anggota Komisi X DPR RI sampai meminta PSSI untuk membatalkan dan merevisi harga tiket tersebut.
Jika dibandingkan dengan harga tiket saat timnas Indonesia saat menjamu Vietnam dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 21 Maret lalu, harga tiket lawan Irak dan Filipina Juni mendatang hampir dua kali lipat.
Kala menghadapi Vietnam, kategori tiket termurah dihargai Rp 100.000, sedangkan untuk laga Indonesia vs Irak dan Filipina tiket termurah dijual seharga Rp 250.000.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga dalam perbincangan di acara NTV Prime yang disiarkan NusantaraTV, Senin (20/5/2024) malam menyampaikan beberapa hal yang menjadi alasan PSSI menaikkan harga tiket Timnas kontra Irak dan Filipina. Termasuk keberhasilan Timnas U-23 lolos sampai babak Playoff Olimpiade di ajang Piala Asia U-23 2024.
"Karena kita dulu tidak pernah menyangka kita bakal lolos sampai ke level playoff Olimpiade. Capaian Timnas kita memang bagus banget. Dan itu membuat pendanaan kita semakin banyak dibutuhkan, yang di luar perkiraan kita," beber Arya Sinulingga.
Terkait soal sponsor yang disinggung banyak pihak. Arya menyatakan mencari sponsor itu tidak mudah.
"Ada yang mengatakan cari sponsor saja. Tapi masalahnya sponsor pun tidak mudah. Sponsornya mulai awal tahun, benar enggak? Awal kontrak. Jadi kontraknya bukan per pertandingan. Nah, itu kan tidak masuk dalam rencana mereka juga," tuturnya.
"Tidak mungkin lagi, kan? Karena sponsor kan, Mas. Kita ini baru sekali tuan rumah selama satu setengah tahun ini, belum pernah lebih dari itu. Artinya, pendapatan kita dari penonton juga sangat kecil, karena baru sekali kita main. Kita ini banyak away keluar terus. Kan pakai pendanaan, uang keluar...uang keluar," imbuhnya.
Lagi pula, kata Arya, yang namanya sponsor butuh memamerkan produknya di stadion atau di sekitar lapangan. Sedangkan Timnas tidak pernah main di dalam negeri karena bertanding di kandang lawan.
"Gimana mau kita jual?" tandasnya.
Untuk menyikapi situasi dan kondisi yang terjadi, PSSI butuh lebih kreatif dalam hal pendanaan.
Arya menyebut sejak awal Erick Thohir menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, telah menerapkan kebijakan khusus untuk pecinta setia Timnas Indonesia.
"Sudah jelas kok, kalau untuk suporter yang memang pecinta sepak bola, yang kemanapun Timnas bertanding dia datang. Itu dari dulu sudah beda harganya. Jadi, ini untuk suporter yang memang suporter, timnas harganya sudah beda," ungkapnya.
"Dari dulu itu, bukan sekarang aja, dari dulu sudah beda. Jadi, ketika seperti ini (harga tiket naik), mereka harganya enggak seperti itu," tambahnya.
Terkait kelompok suporter lainnya yang menyatakan mendukung timnas secara aktif di dalam stadion dengan bernyanyi sepanjang pertandingan. Arya mengatakan PSSI akan mencarikan solusi.
"Jauh-jauh hari itu. Jadi sudah ada. Nah untuk yang tidak nyanyi atau apa, itu umum lah. Kami tahu juga, berapa jumlah itu. Kan biasanya di sebelah utara- selatan," ujarnya.
"Kita sudah tahu jumlahnya. Dan hubungan kami sudah panjang. Mereka yang selalu kita support untuk supaya tetap jadi suporter yang setia sama Timnas, ke mana pun berangkat, itu harganya beda," pungkasnya.