Meneropong Separuh Perjalanan Perjuangan Tim Indonesia pada Olimpiade Catur ke-44 di India

Nusantaratv.com - 06 Agustus 2022

Manajer Tim Catur Indonesia, Kristianus Liem dan pelatih Ruslan Shcherbakov  berfoto bersama pecatur putri GMW Irene Kharisma Sukandar/ist
Manajer Tim Catur Indonesia, Kristianus Liem dan pelatih Ruslan Shcherbakov berfoto bersama pecatur putri GMW Irene Kharisma Sukandar/ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Tim Catur Indonesia telah menjalani separuh jalan dari perjuangannya di ajang Olimpiade Catur ke-44 yang berlangsung di Chennai, India. Kejuaraan catur beregu paling bergengsi di dunia ini berlangsung mulai 28 Juli hingga 9 Agustus 2022 mendatang.

Tim Indonesia yang main lengkap di kelompok open putra dan putri, sudah melampaui banyak hal.

Manajer Tim Catur Indonesia, Kristianus Liem, menyampaikan review atau ulasan  
mengenai apa saja yang sudah terjadi dan bagaimana perjalanan tim Indonesia hingga babak ke-6, Rabu (3/8/2022) malam (dari rencana 11 babak yang akan dimainkan).

Pada Rabu (3/8/2022) waktu setempat atau dini hari WIB (perbedaan waktu 1,5 jam lebih lambat di Chennai), dari 6 babak yang sudah dimainkan, tim putra maupun tim putri Indonesia sama-sama sudah mencetak empat kemenangan dan mengalami dua kali kekalahan.

Hasil lengkap hasil tim putra Indonesia: 

Empat kemenangan dihasilkan dari pertandingan Indonesia–Hong Kong (3:1), Indonesia–Selandia Baru (3:1), Indonesia– Luxemburg (3,5:0,5), Indonesia–Kosta Rika (4:0).

Sementara kekalahan tim putra saat melawan dua tim kuat, yaitu Indonesia– Rumania (1,5:2,5) dan Indonesia–Serbia (1,5:2,5).

Adapun empat kemenangan tim putri mengandaskan lewat kemenangan mutlak 4:0 melawan Honduras, Macedonia Utara, Bangladesh, dan Islandia.

Sedangkan dua kekalahan dialami tim putri saat menghadapi India–Indonesia (3:1) dan Armenia-Indonesia (3:1).

Jika ditelisik, empat kemenangan putra dan putri Indonesia didapat dari lawan-lawan yang secara sistem unggulan memang masih berada di bawah tim Indonesia. 

Sebaliknya, kekalahan yang dialami tim Indonesia juga didapat dari tim yang secara sistem unggulan berada di atas tim Indonesia. 

Artinya semua berjalan wajar dan normal. Tim Indonesia mampu bermain sesuai dengan kemampuannya.

"Saya sebagai manajer tim Indonesia merasa senang luar biasa, melebihi kemenangan yang sebelum-sebelumnya, karena di babak ke enam ini kita bisa melihat bagaimana para pecatur kita berproses saat diberi kesempatan bertanding di level dunia sebesar Olimpiade Catur ke-44 yang memecahkan rekor dari segi jumlah dan sisi-sisi lainnya,  itu yang menjadi krusial dan penting diamati, dianalisa dan dinilai seberapa besar manfaatnya bagi perkembangan catur di Indonesia selanjutnya," ujar Kristianus Liem yang juga menjabat sebagai Kabid Binpres PB Percasi.

Kristianus Liem menyebut kegembiraan tersebut bukan karena tim putra dan tim putri Indonesia masing-masing menang mutlak 4-0. Tetapi karena proses kemenangannya yang penting. 

Ia mencontohkan, pecatur Indonesia yang paling minim pengalaman tanding internasionalnya yakni MNW Fariha Mariroh dari Lumajang. Dari enam babak Fariha merebut 4 poin hasil empat kali menang dan dua kali kalah.

"Fariha kalah dua kali dari pemain yang ratingnya di atas 2300 dan bergelar IM, atau tiga tingkat di atas gelarnya yang baru tingkat nasional, jadi wajar saja. Tetapi bila menyaksikan partainya, kita bisa jantungan karena Fariha bukannya tidak sempat unggul lebih dulu. Setelah bertarung sengit bergantian saling unggul, tercapailah posisi yang mutlak berimbang. Tentu saja hasil remis sudah sesuatu yang hebat buat Fariha yang ratingnya berbeda 496 poin," tutur Kristianus Liem.

Dari dua kekalahannya, terlihat cukup jelas bahwa ia masih memiliki sejumlah kelemahan yang perlu diperbaiki. Kelemahan tersebut adalah lebih mementingkan materi dari pada posisi, ketika bertahan cenderung memilih cara yang pasif, dan sense of dangers-nya masih belum tumbuh.

"Tapi, menyaksikan cara Fariha memenangkan partai babak keenamnya, saya melihat sudah langsung ada metamorfosis dalam permainannya. Ia memilih permainan aktif menyerang ketimbang materi lebih tapi bertahan pasif. Ini suatu gaya bermain yang bagus untuk pecatur muda yang mau berkembang ke level yang lebih tinggi. Kita saksikan partai yang membuat saya merasakan kesenangan yang berbeda dari kesenangan sebelumnya," Kristianus Liem.

Yang menarik, Fariha selalu melakukan intropeksi diri, dalam bus yang mengantarkannya pulang ke hotel, dia kerap membuka handphone dan memasukkan langkah-langkahnya, mengecek dengan engine (mesin analisis catur dalam aplikasi) untuk mengetahui kesalahan yang dibuatnya. Selalu mau memperbaiki diri adalah modal utama untuk  menjadi seorang champion!

Sebagai informasi, Fariha masuk tim Indonesia karena ia menjadi juara nasional Kejurnas Catur di Ambon tahun 2019. Saat itu Ketua Umum PB Percasi GM Utut Adianto sendiri yang langsung memutuskan, bahwa juara Kejurnas terakhir langsung masuk Tim Olimpiade Indonesia. 

Sebagai sosok yang pernah mencapai status Grandmaster Super, tentu Utut mempunyai penglihatan, visi dan misi tersendiri.

Pengalaman tanding internasional Fariha hanya baru dua kali, sekali di Malaysia dan sekali di Thailand. PB Percasi sendiri sudah memberi kesempatan Fariha mengikuti Training Camp Tim SEA Games di Bali, ujicoba ke Piala Gubernur Kalteng di Palangka Raya dan masuk Pelatnas Olimpiade selama dua minggu. Dan Fariha harus berproses di Olimpiade Catur ke-44 di Chennai, India ini.
 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close