Nusantaratv.com-Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi) melalui Ketua Bidang Pembinaan dan Prestasi, Kristianus Liem mengapresiasi hasil gemilang yang ditorehkan para pecatur Indonesia pada babak perdana Asian Zone 3.3 Chess Championship 2023.
Namun demikian, Kristianus Liem mengingatkan Grand Master (GM) Susanto Megaranto dan kawan-kawan untuk tetap fokus dan konsisten karena masih ada 8 babak lagi pertandingan yang harus dihadapi.
"Babak satu semuanya bagus hasilnya termasuk yang junior-junior seperti Laysa Latifah juga menang. Memuaskan banget tapi turnamen ini kan panjang sampai 9 babak, jadi butuh stamina, konsistensi dan juga anak-anak harus tetap fokus," kata Kristianus kepada awak media di sela-sela pertandingan babak kedua Asian Zone 3.3 Chess Championship 2023 di Hotel Century Park Senayan, Jakarta, pada Minggu (7/5/2023) malam.
"Babak kedua ini sendiri banyak ketemu sesama negara, bukan hanya Indonesia saja. Vietnam dan Mongolia juga banyak saling ketemu," imbuhnya.
Menurut Kristianus salah satu partai yang menarik di babak kedua adalah pertemuan pecatur Indonesia Master Internasional (MI) Gilbert Elroy Tarigan dengan unggulan utama GM dari Singapura Tin Jingyao.
"Tin Jingyao merupakan pecatur kuat yang lagi nanjak-nanjaknya. Dia sangat memahami teori catur terutama teori pembukaan," ujarnya.
"Jingyao kuat dalam.hal teori catur karena memang anaknya rajin belajar. Dia pelajari semua teori-teori catur baik melalui buku maupun video-video dan lainnya. Bahkan dia bisa meneruskan teori yang dia pelajari sampai middle game hingga end game. Makanya elo ratingnya hampir mencapai 2600. Harapannya Gibert dapat mengimbanginya," tambahnya.
Gilbert sendiri, sambung Kristianus, adalah pecatur yang sangat berbakat. Hanya saja belum termasuk yang terlalu rajin mempelajari teori catur.
"Padahal untuk bisa menjadi pecatur kuat dan hebat tidak cukup kalau hanya modal bakat. Harus terus meningkatkan kualitas dengan rajin belajar tentang teori catur," tutur Kristianus.
Kristianus mengambil contoh dari perjalanan pecatur cilik Indonesia, Samanta Edithso yang juga sangat berbakat dan berhasil menjadi juara dunia di usia belia. Tetapi karena tidak diikuti dengan ketekunan untuk mempelajari lebih dalam tentang teori-teori catur, sudah lewat 4 tahun tidak berkembang juga.
"Malah bisa dibilang menurun. Ini gambaran saja supaya kita bisa saling mengoreksi," tandasnya.
Meski Tin Jingyao sudah berada di level dunia dan memiliki elo rating tertinggi di kejuaraan ini, kata Kristianus Liem, tapi pengalamannya belum mumpuni sehingga masih bisa 'diakali' oleh lawan dengan rating lebih rendah tapi memiliki pengalaman bertanding yang matang.
"Misalnya di pembukaan bisa saja menggunakan langkah-langkah yang tidak umum sesuai teori. Dan itu pernah terjadi, yang melakukan itu kebetulan pecatur kita Susanto Megaranto. Seperti itu bisa terjad karena Tin Jingyao kurang pengalaman," kata Kristianus Liem.
Karena itu, sambung Kristianus Liem, walaupun Susanto unggulan ke-4 dan Novendra Priasmoro unggulan ke-5 tapi ratingnya 2500-an jadi di atas kertas berimbang dengan Tin Jingyao dan unggulan lainnya.
"Tinggal siapa yang paling fokus dan paling konsisten dan juga kreatif," ucapnya.
Kristianus pun berharap para pecatur Indonesia lebih rajin dan aktif bertanya pada dua pelatih asing yakni
Ruslan Shcherbakov (Rusia) dan Ivan Kovalev (Belarus) yang ditugaskan PB Percasi untuk menggembleng mereka.
"Kebetulan kita kan ada 2 pelatih asing yang jago teori. Harapannya anak-anak kita cukup rajin dan mau bertanya kalau kebetulan tidak paham," tukas Kristianus Liem.
"Kalau anak-anak kita mau memanfaatkan full keberadaan dua pelatih asing yang kita miliki. Ketika besok mau tanding, begitu pairing (undian) sudah keluar pelajari lawan yang akan dihadapi. Seperti apa pola dan karakter permainannya. Sehingga pada saat bertanding sudah tahu harus bermain dengan pola seperti apa untuk bisa memenangkan pertandingan," pungkasnya.